Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IRIGASI KABUT: Ini Terobosan Cerdas Petani Bantul, Yogyakarta

Petani di Bantul, Yogyakarta berhasil membuat terobosan untuk mengairi tanamannya dengan menembangkan teknik irigasi kabut.Terobosan petani Daerah Istimewa Yogyakarta ini berupa inovasi penyiraman tanaman pertanian di lahan pasir melalui sistem irigasi kabut.
Ilustrasi/ujikadarair.com
Ilustrasi/ujikadarair.com

Bisnis.com, BANTUL - Petani di Bantul, Yogyakarta berhasil membuat terobosan untuk mengairi tanamannya dengan menembangkan teknik irigasi kabut.

Terobosan petani Daerah Istimewa Yogyakarta ini berupa inovasi penyiraman tanaman pertanian di lahan pasir melalui sistem irigasi kabut.

"Lahan pasir di pesisir merupakan lahan marjinal yang sebenarnya memiliki potensi tinggi dalam pengembangan pertanian. Namun selama ini selalu terkendala dalam masalah pengairannya," kata Ketua Kelompok Tani Manunggal Sumarno di Bantul, Minggu (22/1/2017).

Menurut dia, atas tantangan kondisi tersebut para petani dituntut untuk lebih kreatif dan menciptakan inovasi dalam mengembangkan sektor pertanian.

"Salah satu inovasi yang kami lakukan adalah irigasi kabut ini. Irigasi kabut yaitu sistem penyiraman tanaman dengan menggunakan air yang dipompa ke dalam pipa yang telah diberi titik-titik lubang kecil-kecil," katanya.

Ia mengatakan dari lubang kecil-kecil pada pipa tersebut akan memancar air ke atas yang kemudian menjadi seperti kabut sehingga dapat menyirami tanaman pertanian.

Sistem irigasi kabut ini terbukti efektif dan efisien dalam proses penyiraman lahan, untuk menciptakan kesuburan tanaman, kata penemu irigasi kabut ini.

"Sebelum ada sistem irigasi kabut ini, kami harus menyiram tanaman satu per satu setiap pagi dan sore. Rutinitas ini cukup merepotkan dan memakan waktu yang lama, serta air yang digunakan lebih boros," katanya.

Sumarno mengatakan dengan teknologi irigasi kabut ini, petani tinggal membuka kran air, semua tanaman akan tersiram air secara merata sehingga cukup mudah dan praktis.

"Deretan air mancur yang keluar dari pipa tersebut menyiram air ke tanaman secara lambat dan merata. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suhu kelembaban tanah yang tepat, yang menentukan proses penyuburan tanah. Sistem ini terbukti berhasil menyuburkan tanaman di lahan pasir hingga tanaman tumbuh hijau," katanya.

Ia mengatakan teknologi irigasi kabut ini akan terus dikembangkan yang juga kemudian diterapkan petani-petani lain karena bertani di lahan pasir saat ini menjadi penopang ekonomi masyarakat setempat.

"Kami selalu ingin berinovasi mencari jalan keluar agar lahan pasir itu dapat ditanami berbagai macam tanaman, agar kesejahteraan petani itu bisa lebih meningkat," katanya.

Salah satu petani lahan pasir Subardjo mengatakan, pada dasarnya bercocok tanam di lahan pasir membutuhkan pengairan yang tepat dan efisien, untuk memperoleh suhu tanah antara 35 hingga 40 derajat.

"Bagi petani sistem irigasi kabut ini diharapkan mampu menjadi pilihan untuk mengatasi masalah penyuburan tanah. Irigasi kabut ini lebih merata penyiramannya, dan udara bisa sejuk, untuk tanaman kalau sejuk pertumbuhannyabisa maksimal," katanya.

Ia mengatakan sebelumnya petani di lahan pasir ini harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengambil air dari sumber, serta membutuhkan ketersediaan air sebanyak 400 galon per jam.

"Namun dengan irigasi kabut ini petani dapat menghemat sebanyak 60 persen serta tidak membutuhkan banyak tenaga dalam proses pengairan lahan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper