Bisnis.com, DENPASAR - PT Indonesia Power meluncurkan program akselerasi kompetensi operasi dan pemeliharaan pembangkit guna mencetak teknisi dan operator lebih cepat.
Menurut Direktur SDM dan Administrasi Indonesia Power Roikhan, program ini akan menjadi warisan bernilai serta membantu mengantisipasi kebutuhan SDM pembangunan pembangkit 35.000 MW oleh pemerintah pusat.
"Dengan memiliki modul ini kaderisasi pegawai bisa lebih cepat. Lima tahun ke depan yang pegawai pensiun 20-30% sehingga rekrutmen dan kaderisasi lebih cepat untuk mengisi tempat yang ditinggalkan. Oleh karena itulah kompetensi ini diperlukan," paparnya di PLTG Pesanggaran, Denpasar, Rabu (18/1/2017).
Program terobosan ini memangkas waktu pembelajaran bagi operator dan teknisi yang sebelumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun untuk bisa berada di ruang Pengendali pembangkit. Dengan sistem ini, maka operator dan teknisi dengan waktu 2,5 tahun sudah bisa berada di ruang Pengendali pembangkit (control room).
Semakin banyak petugas dengan kemampuan terbaik, diyakini dapat mendukung program pembangunan pembangkit 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah. Pasalnya, tantangan program 35.000 MW adalah untuk mengoperasikan mesin-mesin pembangkit tersebut.
Padahal, pembangkit listrik bukan mesin yang biasa-biasa saja. Teknologinya kompleks, dan harganya berlipat-lipat dibanding pesawat terbang sehingga membutuhkan operator pusat pengendali pembangkit yang terlatih pula. Program ini dilengkapi dengan ratusan instruktur, lebih dari seratus modul pembelajaran, serta 3 ruang simulator pengoperasian pembangkit yang terletak di Semarang, Medan, dan Cilacap.
Dia menjelaskan ada sebanyak 380 orang staf Indonesia Power dan sekitar 667 orang pegawai outsourcing yang lulus mengikuti sistem percepatan ini. Mereka mengikuti program percepatan yang menggunakan 80 modul pemeliharaan dan 52 modul operasi, serta sistem pembelajaran 60% praktik, 30% teori, dan 10% ujian.
Diakuinya, jumlah pekerja yang mengikuti masih lebih rendah dari yang ditargetkan. Harapannya, selama 2017 program ini bisa mendidik sekitar 900 operator dan teknisi dari Indonesia Power, serta ditambah dari anak-anak perusahaan.
Direktur Human Capital Management (HCM) PT PLN (Persero) Muhammad Ali menekankan sistem ini akan memutus pola tradisional sebelumnya. Dia memaparkan sebelum ada sistem ini, yunior jika beruntung mendapatkan senior yang bagus akan cepat memperoleh ilmu. Namun, dengan dibakukan dalam bentuk modul seperti saat ini maka sistem pembelajaran ke depannya tidak akan putus.