Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerja Sama Pulau Terluar : Jepang Masih Survei Lokasi

Jepang masih melakukan survei lokasi pascakunjungan Perdana Menteri Shinzo Abe ke Indonesia pekan lalu.
Bisnis.com, JAKARTA -- Jepang masih melakukan survei lokasi pascakunjungan Perdana Menteri Shinzo Abe ke Indonesia pekan lalu.
 
Dalam lawatan itu, Abe menyatakan akan bekerja sama dengan Indonesia mengembangkan pulau-pulau terluar. 
 
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan beberapa pulau yang sempat menjadi pembahasan untuk menjadi objek kerja sama, seperti Morotai, Sabang, dan pulau di sekitar Natuna. Proyek yang akan dikerjakan bersama a.l. riset, pasar ikan, gudang pendingin (cold storage), budidaya perikanan, dan kerja sama patroli kelautan. Sebagian kerja sama akan melibatkan pula Perum Perikanan Indonesia (Perum Perindo).
 
Di Sabang misalnya, kata Susi, sebuah perusahaan berskala kecil Negeri Matahari Terbit masuk ke usaha budidaya ikan dengan nilai penanaman modal US$15 juta. 
 
"Tentunya akan ditambah korporasi lainnya, tetapi masih tahap survei tempat," ujarnya, Rabu (18/1/2017). 
 
Di luar pulau terluar, Indonesia mengundang Jepang untuk memberikan transfer pengetahuan mengelola pasar ikan modern. Menurut Susi, pengelola Tsukiji Fish Market --pasar ikan terbesar di dunia-- akan menularkan keahlian mereka kepada pengelola pasar ikan modern Muara Baru yang akan dibangun pemerintah. 
 
Adapun di bidang keamanan laut, Susi menuturkan kerja sama akan dimulai awal Februari. 
 
Dalam keterangan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Minggu (15/1/2017), Abe menyebutkan rencana kerja sama pembangunan sentra perikanan terpadu di pulau-pulau terdepan Indonesia. 
 
Rencana itu sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang tahun ini akan mengembangkan 12 sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) di pulau-pulau terluar, a.l. Natuna, Sabang, Morotai, dan Saumlaki, dengan menggunakan dana APBN senilai Rp771,8 miliar. 
 
Pengembangan akan memprioritaskan kegiatan perikanan tangkap berkelanjutan (a.l. pemberian bantuan 1.010 kapal penangkap ikan berikut alat penangkap ikan), perikanan budidaya berkelanjutan (a.l. 450 unit budidaya rumput laut dan para-para, satu unit keramba jaring apung offshore), industri pengolahan hasil perikanan (a.l. 10 unit integrated cold storage kapasitas 500 ton, dua unit gudang rumput laut), serta prasarana pulau-pulau kecil (19.200 unit breakwater tripod dan 36 unit dermaga apung). 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper