Bisnis.com, KENDARI - Pangdam VII Wirabuana Agus Surya Bakti menegaskan proxy war dan membantu Pemerintah yang bertekad menggapai swasembada pangan menjadi pendorong TNI berada di pertanian.
Demikian dikatakan Pangdam Wirabuana saat menyampaikan pandangannya dalam rapat koordinasi Ketahanan pangan tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 dengan tema Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai dan Sapi Wajib Bunting untuk Mewujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan, di Kendari, Jumat (13/1/2017).
Agus menjelaskan, ancaman saat ini bukan adanya perang yang menggunakan persenjataan perang seperti meriam, pesawat tempur, tank. Tapi, terkait kesejahteraan rakyat.
"Jika kesejahteraan rendah, itu akan memicu persoalan yang lain yang bisa dimanfaatkan untuk hal-hal negatif dan muda diprovokasi," tuturnya.
Sementara, pertambahan penduduk membuat dunia kekurangan pangan, air dan energi.
"Ini yang membuat perang di sejumlah negara. Indonesia yang punya potensi menghasilkan pangan dan energi dari tanamannya akan menjadi incaran dengan proxy war."
Menurutnya, tugas TNI apabila negara berperang, maka TNI harus maju membela negara.
"Ini sesuai undang-undang," tuturnya.
Namun, kata dia, jika negara tidak perang, TNI bertugas membantu Pemerintah menyukseskan program pembangunannya. Saat ini di pertanian, Pemerintah bertekad mencapai swasembada pangan dan ketahanan pangan.
“TNI harus membantu. Tapi, tanpa melibatkan satuan strategis seperti Kopassus. Kami memanfaatkan kesatuan-kesatuan teritorial seperti Korem dan Kodim," ujarnya sekaligus menepis anggapan bahwa Kekuatan TNI akan lemah karena masuk ke pertanian.