Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia Rusli Tan meyakini ekspor produsen kertas dapat meningkat hingga 8% pada tahun ini.
“Kami masih yakin dapat mengambil peluang dari ekspor tidak langsung [kertas yang dijadikan produk lain],” kata Rusli kepada Bisnis.com, Minggu (8/1/2017).
Saat ini, menurut Rusli, industri kertas menghadapi tantangan yang berat dari tuduhan dumping yang diajukan oleh sejumlah negara.
Menurutnya, hal itu membuat industri kertas harus berjuang untuk menembus pasar internasional.
Rusli berharap pemerintah dapat berperan lebih aktif dan mengambil langkah cepat untuk melindungi para eksportir dalam negeri.
“Kalau kualitas kami yakin tidak kalah karena permintaan dari berbagai negara begitu banyak,” ujar Rusli.
Dia meminta para pelaku usaha kertas pada tahun ini dapat memanfaatkan tren kemasan berbahan dasar kertas. Oleh karena itu, pihaknya optimis ekspor produk kertas yang dijadikan kemasan dapat tumbuh hingga 9%.
Data Kementerian Perdagangan mencatat nilai ekspor kertas Indonesia mengalami penurunan hingga Oktober 2016. Nilai ekspor kertas periode Januari — Oktober 2016 sebesar US$2.844 juta mengalami penurunan 5% dari periode sebelumnya sebesar US$3.004 juta.
Data Kemendag mencatat nilai ekspor kertas Indonesia mengalami penurunan hingga Oktober 2016. Nilai ekspor kertas periode Januari — Oktober 2016 sebesar US$2.844 juta mengalami penurunan 5% dari periode sebelumnya sebesar US$3.004 juta.
Adapun kontribusi terhadap ekspor pada periode tersebut tetap dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 2%. Kemendag mencatat terjadi tren penurunan ekspor kertas Indonesia dalam rentang 2011 — 2015. Rata-rata penurunan tiap tahun sebesar 3%.