Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KUNJUNGAN PM JEPANG: Tiga Proyek Jumbo Akan Diperjelas

Kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Indonesia pada 15 Januari mendatang diagendakan menandatangani sejumlah dokumen terkait pembangunan proyek berbiaya jumbo yang melibatkan pendanaan dari Negeri Sakura.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kedua kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5)./Antara
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kedua kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5)./Antara

Bisnis.com, BOGOR – Kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Indonesia pada 15 Januari mendatang diagendakan menandatangani sejumlah dokumen terkait pembangunan proyek berbiaya jumbo yang melibatkan pendanaan dari Negeri Sakura.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan sedikitnya ada 3 proyek dengan nilai investasi jumbo yang segera disepakati dengan Jepang.

Pertama, perihal kesepakatan studi pendahuluan (joint study) proyek pembangunan Kereta Jakarta--Surabaya yang diestimasi mencapai US$7,8miliar atau sekitar Rp102 triliun.

Kedua, perihal kesepakatan eksekusi proyek pembangunan pelabuhan Patimban, Jawa Barat yang diestimasi mencapai US$3miliar atau sekitar Rp40,2 triliun.

Terakhir, kesepakatan mengenai penggantian masa kontrak Blok Masela dari 10 tahun menjadi 7 tahun.

“Jadi beberapa yang tadi saya paparkan berharap bisa di-announce [saat PM Abe datang]. Kita berharap ada pre-eliminary tanda tangan,” kata Luhut di Istana Bogor, Rabu (4/1/2017).

Terkait Kereta Jakarta-Surabaya, Luhut mengatakan Jepang telah bersedia melakukan joint study seusai dirinya berkunjung ke Jepang pekan lalu.

Pemerintah Jepang memprediksi nilai investasi mencapai Rp102 triliun, namun perkiraan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi hanya Rp80 triliun. “Oleh karena itu studi nanti akan dilakukan oleh BPPT, Jepang dan kereta api kita,” ujarnya.

Keputusan pendanaan lewat skema Public Private Partnership (PPP) tinggal selangkah lagi. Dalam kunjungannya, Luhut mengatakan secara konsep tidak ada masalah bagi Jepang. Namun, keputusan itu masih harus diputuskan lewat rapat terbatas yang dilakukan dalam waktu dekat.

“Sekarang tinggal satu opsi aja, pinjaman kombinasi (PPP). Karena itu angkanya besar kalau dibebankan ke APBN kita,” ujarnya.

Luhut mengatakan progress Pelabuhan Patimban telah memasuki tahap pembebasan lahan. Adapun, proyek Masela akan lebih dikonkretkan dalam pertemuan 15 Januari nanti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper