Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI DAERAH: Manado Deflasi 1,52% Pada Desember 2016

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara mengumumkan Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,52% pada Desember 2016.
Deflasi/Ilustrasi
Deflasi/Ilustrasi

Bisnis.com, MANADO - Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara mengumumkan Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,52% pada Desember 2016.

Deflasi yang cukup dalam ini menyebabkan inflasi tahun kalender maupun inflasi secara year on year (yoy) tercatat sebesar 0,35% atau jauh lebih rendah dari target Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang mematok inflasi sebesar 3% plus minus 1% selama 2016.

Mochamad Edy Mahmud, Kepala BPS Sulawesi Utara, menjelaskan penyumbang deflasi terbesar pada Desember 2016 adalah komoditas bahan makanan tomat sayur sebesar 1,9%. Sedangkan penyumbang inflasi terbesar adalah jeruk nipis sebesar 0,1%.

"Setelah November inflasi sangat tinggi, untuk bulan Desember terjadi deflasi sehingga inflasi secara year on year 0,35% jauh dari target Pemprov Sulut 3% plus minus 1%, yang artinya target terpenuhi pada tahun 2016," katanya dalam jumpa pers di Manado, Selasa (3/1/2017).

Edy menjelaskan deflasi terjadi adanya penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 7,50%. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan secara bervariasi.

Kenaikan masing masing kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32%, kelompok perumahan, listik, air, gas dan bahan bakar 0,32%, kelompok sandang 0,51%, kelompok kesehatan 1,44%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,12% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,05%.

Inflasi di bulan Desember ini menjadi istimewa karena periode tersebut masyarakat di kota Manado sedang merayakan hari raya natal dan tahun baru yang rentan terhadap inflasi. Tetapi pada kenyataannya BPS justru mencatat mengalami deflasi yang cukup dalam.

"Deflasi ini lebih karena tomat, tidak lain karena efek bulan sebelumnya pada November tomat memberikan inflasi 2,4% dari 2,8%. Harga tomat di November mencapai Rp25.000 per kilogram, sekarang Rp4.000 per kilogram," ujar Edy.

Setelah tingginya harga tomat sayur, menurut Edy, saat itu Tim Pengendali Inflasi Daerah bergerak cepat dengan mendatangkan komoditas tomat dari berbagai daerah untuk menekan harga di pasar karena dampak yang ditimbulkan cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper