Bisnis.com, BOGOR – Pemerintah akan mengevaluasi penerapan kebijakan bebas visa kunjungan kepada 169 negara yang aturannya diberlakukan mulai 2015 itu.
Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan evaluasi akan difokuskan kepada negara-negara yang jumlah kunjungan wisatawan ke Tanah Air dalam beberapa tahun ini tidak signifikan.
"Kalau memang angkanya tidak signifikan buat apa kita teruskan," ujarnya di Istana Bogor, Rabu (4/1/2017).
Selain untuk memfokuskan penerimaan devisa, menurutnya, ada potensi pelanggaran yang dilakukan oleh penerima bebas visa untuk tinggal dan bekerja di Indonesia secara illegal.
Luhut mengatakan pemerintah telah mengantongi daftar negara yang kemungkinan akan dicabut fasilitas bebas visanya. Namun, dia enggan menyebutkan negara yang dimaksud.
"Tapi tentu terlalu early kalau saya buka. Biar nanti Dirjen Imigrasi dan terkait lakukan evaluasi itu," ujarnya.
Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan yang bertujuan meningkatkan jumlah wisatawan asing ke tempat wisata seluruh Indonesia.
Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan memang menawarkan potensi pariwisata di Indonesia untuk dikunjungi sekaligus digarap oleh investor.
Sepanjang tahun 2016, Luhut mengatakan jumlah wisatawan asing ke Indonesia mencapai 12 juta turis sedangkan wisatawan lokal mencapai 263 juta turis. Jumlah wisatawan lokal sedikit melampui target yang ingin dicapai tahun lalu yaitu 260 juta turis.
Adapun, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB meningkat dari Rp172 triliun menjadi Rp184 triliun pada 2016. Secara porsi, kontribusi terhadap PDB nasional meningkat menjadi 11,5% dari sebelumnya 11%.
Luhut mengatakan fokus pemerintah adalah untuk peningkatan devisa wisatawan, dengan melakukan perbaikan infrastruktur, kebersihan dan investasi di sektor pariwisata,
“Kita masih kalah dari Thailand. Thailand rata-rata bisa menghasilkan US$1500 /trip, sementara kita baru US$1000/trip,” ujarnya.
Salah satu lokasi wisata yang tengah ditawarkan, yakni Mandalika, Nusa Tenggara Barat dinilai akan menjadi sorotan para wisatawan di tahun ini. Luhut mengatakan nilai investasi di Mandalika kini telah mencapai US$2,9 miliar.
“Investasi mandalika sudah hampir selesai, pembebasan tanah. Nilai project semuanya hampir 2,9 milliar dollar, ini nanti sudah mulai masuk Novotel, Royal Tulip, Pullman dan sebagainya,” jelasnya.