Bisnis.com, JAKARTA - Dengan semakin gencarnya industri petrokimia rakasasa global meningkatkan produksi, Indonesia perlu bersiap untuk meningkatkan investasi baru dan berekspansi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono meyakini ekspansi bisa dimulai dengan naiknya konsumsi naphta pada 2016 yang bakal menyentuh 5 juta ton, atau naik 4% dari tahun ini yang sebanyak 4,8 juta ton.
“PT Chandra Asri Tbk tahun depan [kapasitas naphta] bisa 5 juta ton dengan menambah naphta cracker lagi,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (28/12/2016).
Sebagai gambaran, saat ini kebutuhan polietilena mencapai 1,3 juta ton dengan produksi dalam negeri baru 750 juta. Untuk membangun pabrik polietilena baru dibutuhkan investasi sekitar US$450 juta untuk kapasitas 400.000 ton.
Namun, dia memprediksi substitusi impor untuk produk poliolefin belum bisa ditekan secara signifikan karena penambahan kapasitas baru bisa dilakukan pada 2021 usai konsolidasi pemerintahan baru.
“Kecuali Bintuni dan Masela jalan dengan produksi separuh untuk petrokimia dan separuhnya LNG. Untuk saat ini LNG masih lebih bagus dari petrokimia, tapi jangka panjang bisa berbalik.”