Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Gejolak Harga Pangan Harus Terus Dimonitor

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan gejolak harga pangan masih harus terus dimonitor pada akhir tahun ini mengingat tahun depan harga yang diatur pemerintah (administered price) berpotensi meningkatkan inflasi sehingga pengaturan subsidi oleh pemerintah harus diatur dengan waktu yang tepat.
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA,--Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan gejolak harga pangan masih harus terus dimonitor pada akhir tahun ini mengingat tahun depan harga yang diatur pemerintah (administered price) berpotensi meningkatkan inflasi sehingga pengaturan subsidi oleh pemerintah harus diatur dengan waktu yang tepat. 

Inflasi juga harus dijaga dalam kisaran yang telah ditargetkan 4% +-1% karena tahun depan masih ada risiko peningkatan suku bunga di Amerika Serikat sebanyak tiga kali.

"Pada saat sama kita akan hadapi suku bunga AS naik jadi harus dijaga inflasi tidak naik banyak," katanya di Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Pada Desember 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi sebesar 0,96%. Inflasi disebabkan kenaikan harga di seluruh indeks kelompok pengeluaran, seperti kelompok bahan makanan; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dan sebagainya.

Bank Indonesia memperkirakan inflasi Desember 2016 akan berada di kisaran 0,5%-0,6% (month-to-month) dengan hasil survei pada pekan pertama yang masih menunjukkan level rendah di 0,18%.

Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, mengatakan inflasi di akhir tahun masih akan terdorong oleh gejolak harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru. Dia meyakini peningkatan daya beli masyarakat bahkan terjadi pekan ketiga dan keempat bulan ini. 

Dorongan seperti tarif transportasi dapat sedikit memicu inflasi di akhir tahun. Bank sentral juga telah menyarankan pemerintah ketika inflasi rendah seperti yang terjadi pada Maret atau April menjadi momen tepat untuk penyesuaian tarif listrik di tahun depan .

"Jadi kalau di tahun lalu dan biasanya dari Volatile food  dan karena harga tiket itu biasanya di minggu ketiga dan keempat, ini masih rendah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper