Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEMITRAAN TRAN PASIFIK: Parleman Jepang Ratifikasi TPP

Jepang meratifikasi Trans-Pacific Partnership, sebuah pakta perdagangan bebas yang bertujuan untuk menghubungkan negara lingkar Pasifik, di tengah harapan bahwa pakta ini tetap berjalan meskipun presiden AS terpilih Donald Trump berjanji AS akan menarik diri.
Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kanan)./.Reuters
Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kanan)./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Jepang meratifikasi Trans-Pacific Partnership, pakta perdagangan bebas yang bertujuan untuk menghubungkan negara lingkar Pasifik, di tengah harapan bahwa pakta ini tetap berjalan meskipun presiden AS terpilih Donald Trump berjanji AS akan menarik diri.

TPP, yang bertujuan untuk menghilangkan hambatan perdagangan di sejumlah negara Asia dengan pertumbuhan tercepat di luar China, tidak dapat berjalan tanpa keikutsertaan Amerika Serikat.

Kesepakatan yang telah berlaku lima tahun tersebut, membutuhkan ratifikasi oleh setidaknya enam negara yang memiliki total 85% produk domestik bruto dari total anggota TPP.

Mengingat ukuran dari ekonomi Amerika, kesepakatan tersebut tidak dapat dilanjutkan tanpa partisipasi AS.

TPP belum diratifikasi oleh Senat AS dan Trump bulan lalu berjanji untuk menarik diri dari TPP setelah ia dilantik pada bulan Januari. Sebaliknya, Ia akan menggantinya dengan transaksi perdagangan bilateral yang dinegosiasilkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan TPP "tidak akan berarti tanpa Amerika Serikat".

Namun, dengan meratifikasi kesepakatan di parlemen pada hari Jumat, Jepang menandakan kesepakatan tersebut dapat dihidupkan kembali saat kondisi yang lebih menguntungkan.

Para pejabat pemerintah mengatakan pakta perdagangan pada dasarnya akan masuk dalam kondisi 'mati suri', namun mereka masih berhadap TPP dapat dihidupkan kembali nantinya.

Taro Kono, seorang anggota parlemen senior Partai Demokratik Liberal mengatakan ada kemungkinan bahwa Trump akan berubah pikiran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper