Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menilai kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dibelakang India dan China, kualitas pertumbuhan ekonomi dalam negeri lebih konkret karena langsung berdampak pada masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2016 tumbuh 5,02%, atau menjadi pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga dibelakang India dan China.
Kendati hanya tumbuh tipis, Jokowi mengatakan kualitas pertumbuhan ekonomi sejauh ini sangat baik, terlihat pada angka gini rasio, kemiskisnan dan tingkat penganggguran yang turun.
“Artinya bukan hanya masalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tapi kalau tiga hal itu tidak bisa tergarap baik percuma. Artinya, Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati kelompok tertentu yang tidak menyebar ke masyarakat,” katanya, dalam pembukaan Rapimnas Kadin, Kamis (12/1/2016).
Selain itu, dia mengatakan dampak dari kondusifnya perekonomian Indonesia tercermin dari atensi investor global yang menghadiri Forbes Global CEO Conference di Jakarta, pekan ini.
“Ini menunjukkan trust, kepercayaan mereka terhadap ekonomi kita ini keliatan dan dipandang sangat positif. Kita pada posisi nomor 3, tetapi menurut saya, kualitas pertumbuhan ekonomi kita lebih konkret,” jelas Jokowi.
Dia juga mencontohkan perubahan sikap investasi dari pengusaha asal Taiwan, yang sempat bertemu dengan dirinya kemarin.
Menurut Jokowi, dulu waktu bertemu pengusaha Taiwan baru berminat, yang artinya masih wait and see untuk menggelontorkan dana karena masih menunggu konkret reformasi regulasi. Namun kemarin, Jokowi mengatakan minat tersebut telah bergeser ke niat.
“Sekarang sudah bergeser ke niat. Dan pembicaraan sudah mulai spesifik, dulu umum. Mulai bicara masalah angka,” jelasnya.
Adapun, Jokowi mengatakan tantangan selanjutnya adalah untuk mengerek indeks Ease Of Doing Bussiness (EODB) agar iklim investasi semakin menjanjikan.