Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Jepang Tertarik Bangun Listrik Ramah Lingkungan

Menurut Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau, perusahaan asal Jepang tersebut tertarik membangun pembangkit tenaga listrik ramah lingkungan di kota industri itu dengan investasi sekitar Rp50 miliar.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BATAM - Perusahaan asal Jepang menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di bidang listrik ramah lingkungan.

Menurut Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau, perusahaan asal Jepang tersebut tertarik membangun pembangkit tenaga listrik ramah lingkungan di kota industri itu dengan investasi sekitar Rp50 miliar.

"Finetech tertarik berinvestasi di kota ini dalam bidang kelistrikan. Hal tersebut disampaikan saat kami berkunjung ke Jepang dalam rangka menarik investor," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono di Batam, Minggu (20/11/2016).

Finetech adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan dengan solar panel, pengolahan limbah serta pengolahan minyak kelapa sawit.

Kunjungan BP Batam ke Pusat Riset dan Pengembangan perusahaan tersebut diterima langsung oleh Presiden dan CEO Finetech, Motoyuki Okada bersama seluruh tim manajemennya.

"Mereka akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang ada di Batam untuk pengadaan 1,8 MW tenaga listrik. Nilai investasi sebesar 400 juta Yen atau sekitar Rp50 miliar. Kami berharap hal itu segera bisa direalisasikan," kata dia.

BP Batam juga mengutamakan investasi ramah lingkungan untuk masuk ke Batam sebagai upaya turut menjaga ekositem di kawasan Batam.

"Kami menyambut baik investasi yang bergerak dibidang usaha ramah lingkungan tersebut. Untuk itu kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian ESDM serta PLN Bright (anak perusahaan PLN Persero) untuk implementasi investasi ini," kata Purnomo.

Badan Pengusahaan Batam mencatat nilai investasi Jepang untuk Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mencapai 384 juta dolar Amerika Serikat dari sebanyak 40 perusahaan yang sudah beroperasi.

Selain yang langsung dari Jepang, kata dia, sebagian perusahaan Jepang di Batam tercatat merupakan joint venture dengan negara lain maupun terdaftar atas negara lain seperti Singapura.

Walaupun optimistis untuk menggaet lebih banyak lagi investasi baru dari Jepang, BP Batam menyadari banyak yang masih harus dibenahi, salah satunya adalah biaya logistik yang sangat mahal dari Batam ke Singapura.

"Biayanya hampir sama dengan biaya dari Singapura ke Jepang. Ini harus diperbaiki dahulu," kata Andi.

Selain itu, kata Andi, jaminan keamanan juga menjadi pertimbangan utama investor asing saat hendak menanamkan modalnya di Batam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper