Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Emisi, Kurang 1 Juta Ton CO2 Akhir Desember

Pemerintah memprediksi hingga Desember 2016 dapat tercapai penghematan listrik sebesar 1,8 tera watt hour (TWh) dengan pengurangan emisi sebesar 1 juta ton CO2.
Asap membubung dari cerobong-cerobong asap sebuah pabrik pemanas di Jilin, China/Reuters
Asap membubung dari cerobong-cerobong asap sebuah pabrik pemanas di Jilin, China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memprediksi hingga Desember 2016 dapat tercapai penghematan listrik sebesar 1,8 tera watt hour (TWh) dengan pengurangan emisi sebesar 1 juta ton CO2.

Direktur Konservasi Energi Farida Zed mengatakan, realisasi angka tersebut dapat tercapai sebagai dampak dari diberlakukannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) nomor 7 tahun 2015 tentang Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Pencantuman Tanda Label Hemat Energi pada Piranti Pengkondisi Udara, di mana sejak 1 Agustus 2016 telah mewajibkan produsen dan importir AC untuk mencantumkan SKEM dan label tanda hemat energi pada piranti AC.

"Dampak dari pemberlakuan peraturan ini dari data yang sudah mendaftar, sampai Desember 2016 diperkirakan tercapai penghematan listrik sebesar 1,8 TWh dan pengurangan emisi sebesar 1 juta ton CO2, kebijakan tersebut juga akan dilanjutkan untuk peralatan elektronik lainnya,"kata dia, seperti dikutip dalam situs resmi Direktorat Jenderal EBTKE, Sabtu, (19/11/2016).

Farida menjelaskan, di negara-negara maju, gerakan hemat energi justru diinisiasi oleh masyarakat dengan cara melalui kelompok-kelompok sukarela (volunteer) mereka mengembangkan budaya hemat energi secara masif ke berbagai sektor, mulai dari sektor industri, komersial, pemerintah, lembaga pendidikan hingga sektor rumah tangga, yang kemudian didukung oleh regulasi-regulasi dari pemerintah.

"Di negara-negara maju, perilaku hemat energi sudah menjadi bagian dari budaya dan gaya hidup sehari-hari. Sementara di negara kita, hemat energi masih belum disadari manfaat dan peran strategisnya,"tuturnya.

Padahal, lanjut dia, energi merupakan pintu gerbang menuju kepada peradaban modern dan juga merupakan komoditi strategis penggerak pembangunan dan sekaligus indikator kemajuan suatu bangsa.

"Kebutuhan energi nasional akan terus meningkat, sejalan dengan pertumbuhan pembangunan dan pertambahan jumlah penduduk,"pungkasnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper