Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Ekspor KaretSIR 20 Naik ke US$1,6 Per Kilogram

Harga ekspor karet SIR 20 di pasar internasional bergerak naik terus atau sudah US$1,6 per kilogram akibat turunnya produksi di tiga negara penghasil komoditas tersebut menyusul terjadinya musim hujan.
Karet alam/Bisnis.com
Karet alam/Bisnis.com

Bisnis.com, MEDAN -  Harga ekspor karet SIR 20 di pasar internasional bergerak naik terus atau sudah US$1,6  per kilogram akibat turunnya produksi di tiga negara penghasil komoditas tersebut menyusul terjadinya musim hujan.

"Harga karet tren menguat seperti yang diprediksi. Penguatan harga dipicu produksi yang melemah sebagai dampak musim hujan," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah di Medan, Rabu (9/11/2016).

Menurut dia, kenaikan harga juga sebelumnya dipicu menguatnya nilai tukar mata uang Yen terhadap dolar AS.

Menguatnya harga di pasar internasional otomatis menaikkan harga bahan baku di dalam negeri.

Harga bahan olah karet (bokar) di Sumut misalnya sudah berkisar Rp7.000 per kg.

"Ada prediksi, harga masih akan naik lagi atau bertahan tinggi karena diperkirakan permintaan semakin banyak untuk kebutuhan pabrikan pada akhir  2016 dan awal 2017," kata Edy.

Menurut kebiasaan, ujarnya, pabrikan mulai November hingga awal bulan Desember melakukan peningkatan produksi untuk menyiapkan stok barang di akir tahun berjalan dan awal tahun yang akan datang.

"Pengusaha dan petani berharap agar harga karet naik terus karena harga yang anjlok selama ini sudah sangat mengancam kelangsungan bisnis komoditas itu," katanya.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Ateng Hartono, mengatakan, devisa Sumut dari kelompok karet dan barang dari karet hingga triwulan III 2016 sudah turun 18,85% dibandingkan dengan periode sama 2015.

Kalau pada  2015, nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut masih bisa US$893,423 juta, maka di triwulan III 2016 tinggal US$725,012 juta.

"Penurunan devisa dampak dari menurunnya volume dan harga jual komoditas itu di pasar internasional," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper