Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Minta PTDI Fokus Produksi Tipe Pesawat Tertentu

PT Dirgantara Indonesia (Persero) diminta berfokus memproduksi hanya beberapa jenis pesawat terbang dan lebih memperhatikan tahap pemeliharaan dengan kelengkapan onderdil, agar kegiatan bisnis bisa berkembang secara keberlanjutan.nn
Proses produksi Helikopter jenis Superpuma SA 332 C1A dan Cougar E725 di hangar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/11/2015)./Antara-Novrian Arbi
Proses produksi Helikopter jenis Superpuma SA 332 C1A dan Cougar E725 di hangar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/11/2015)./Antara-Novrian Arbi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia (Persero) diminta berfokus memproduksi hanya beberapa jenis pesawat terbang dan lebih memperhatikan tahap pemeliharaan dengan kelengkapan onderdil, agar kegiatan bisnis bisa berkembang secara keberlanjutan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku telah meminta Direktur Utama PTDI Budi Santoso agar tak hanya memproduksi pesawat dengan berbagai tipe yang banyak, karena persoalan bukan hanya berasal dari proses produksi pesawat terbang saja.

“Memang PTDI saya berbicara dengan Pak Budi bahwa harus fokus, jangan ingin semua, jangan begitu banyak tipe pesawat yang dibuat,” ujarnya usai menghadiri Pameran Indo Defence 2016 di Kemayoran, Rabu(2/11/2016).

Selain produksi, perseroan memiliki tantangan lain yakni pada tahap penjualan dan pemeliharaan produk setelah penjualan. Oleh karena itu, perseroan diminta menyediakan kelengkapan komponen dan onderdil (spare part) sesuai tipe produksi pesawat secara matang.

Akhir Oktober lalu, Komisi VI DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan PT Dirgantara Indonesia yang membahas kinerja perusahaan.

Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana meminta penjelasan terkait perkembangan kinerja perusahaan pelat merah pengadaan alat pertahanan tersebut.

Sebelumnya, PTDI telah menerima penyertaan modal negara (PMN) sebanyak tiga kali sejak 2011. Antara lain, sebanyak Rp1,18 triliun pada 2011, Rp1,4 triliun pada 2012, dan Rp400 miliar pada 2015. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper