Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyewa Ruang Perkantoran di DKI Bakal Untung, Ini Alasannya

Konsultan properti Colliers International menyatakan situasi pasar perkantoran di wilayah DKI Jakarta saat ini menguntungkan pihak penyewa karena jumlah pasokan ruang perkantoran diperkirakan semakin banyak di ibu kota.
Ilustrasi ruang perkantoran di DKI Jakarta/Antara
Ilustrasi ruang perkantoran di DKI Jakarta/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Colliers International menyatakan situasi pasar perkantoran di wilayah DKI Jakarta saat ini menguntungkan pihak penyewa karena jumlah pasokan ruang perkantoran diperkirakan semakin banyak di ibu kota.

"Situasi pasar saat ini membuat penyewa dapat berpindah ke bangunan gedung perkantoran baru dengan jumlah biaya sewa yang sama atau bahkan lebih murah," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Dia mengungkapkan meski selama kuartal III/2016 tidak ada gedung perkantoran baru di area CBD atau sentra bisnis Jakarta, direncanakan bakal ada tambahan ruang kantor total sebanyak 350.919 meter persegi pada kuartal IV/2016.

Selain itu, lanjutnya, dalam kuartal terakhir juga ditemukan rata-rata tingkat biaya sewa ruang perkantoran di CBD mengalami penurunan 3,6% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Fenomena tersebut, yaitu penurunan harga tingkat biaya sewa, juga diperkirakan masih akan terjadi trennya pada masa mendatang. Penurunan itu juga tercatat di area di luar CBD seperti area perkantoran yang terdapat di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, pengamat sektor properti Ali Tranghanda memperkirakan sektor properti di Tanah Air yang sempat melesu dalam beberapa tahun terakhir akan mulai mengalami titik balik menuju kebangkitan pada Semester II/2016.

"Diperkirakan akan ada turning point (titik balik) pada Semester II/2016. Siklus properti sudah berada di titik paling bawah sehingga kemungkinan naiknya bakal lebih besar," kata Ali Tranghanda dalam diskusi "Potensi Dana Repatriasi Amnesti Pajak di Ranah Properti" di Synthesis Square, Jakarta, Kamis (22/9).

Menurut Ali Tranghanda, saat ini yang diperlukan adalah meningkatkan upaya optimisme sektor properti sehingga jangan sampai ada lagi pesimisme dalam aktivitas perekonomian penting secara nasional tersebut.

Dia berpendapat bahwa siklus properti itu memang ada dan dari pergerakan yang ada, fase turunnya adalah pada 2014-2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper