Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian PUPR tengah memastikan lokasi genangan Bendungan Jambo Aye di Aceh, yang digadang-gadang sebagai bendungan dengan skema KPBU pertama di Indonesia.
Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan, dalam peta jalan kementerian, Bendungan Jambo Aye baru akan dibangun pada 2020. Namun, setelah adanya prakarsa pembangunan dari badan usaha, pihaknya mempercepat kajian keamanan bendungan tersebut.
“Studi dulu, karena saat ini kendalanya adalah adanya banyak sumur gas di hampir 16 titik. Harus kita dapatkan berapa jumlah pastinya titik gas karena kalau dibuat bendungan harus konsolidasi dengan ESDM,” ujarnya, Kamis (27/10).
Dia mengatakan, kajian juga akan dilakukan terhadap pendanaan proyek KPBU tersebut, khususnya soal pemanfaatan air dan potensi listrik bendungan tersebut. Imam mengatakan, pihaknya sangat berhati-hati dalam merumuskan pendanaan, mengingat besarnya skala proyek ini dan belum adanya pengalaman pelaksanaan proyek KPBU untuk bendungan.
Sebelumnya Direktur Bina Investasi Infrastruktur Kementerian PUPR Ober Gultom mengatakan memperkirakan, kebutuhan investasi untuk proyek ini mencapai Rp6 triliun. Sejauh ini proyek tersebut baru memasiki tahap pembentukan Detail Engineering Design(DED).
Dia mengatakan, Direktorat Bina Investasi Infrastruktur selaku Simpul Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan berkoordinasi dan memfasilitasi percepatan rencana pembangunan proyek tersebut. Sejauh ini dia mengatakan Kementerian PUPR telah melakukan nota kesepahaman dengan Kementerian ESDM untuk pembangunan bendungan dan PLTA.
Rencananya, Bendungan Jambo Aye ini memilik skala lebih besar dari Bendungan Jatigede di Jawa Barat. Bila BendunganJatigede dapat menampung hingga 1 milyar kubik air, maka bendungan ini diperkirakan dapat menampung 1,877 milyar kubik air untuk ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan penyediaan air baku.
Dia mengakui, hingga saat ini tercatat sudah ada 2 (dua) investor yang berminat untuk membangun PLTA pada bendungantersebut, bahkan ada 1 investor yang sudah melakukan survey ke Aceh dan berkoordinasi dengan Gubernur serta Bupati setempat dan bahkan sudah menyatakan kesediaan mereka untuk berinvestasi bukan hanya pada pembangunan PLTA nya saja, bahkan juga bersedia berinvestasi dalam pembangunan bendungan.