Bisnis.com, JAKARTA – Melemahnya performa ekspor Jepang berlanjut pada bulan kedua belas berturut-turut, akibat bangkitnya kinerja yen serta lesunya permintaan global.
Menurut laporan Kementerian Keuangan Jepang hari ini, seperti dilansir Bloomberg, jumlah pengiriman ke luar negeri turun 6,9% pada September dibandingkan dengan setahun sebelumnya, lebih rendah dari prediksi rata-rata para ekonom dalam survey Bloomberg dengan penurunan sebesar 10,9%.
Sementara itu, jumlah impor jatuh 16,3% yang mengakibatkan surplus perdagangan senilai 498,3 miliar yen (US$4,8 juta).
PM Shinzo Abe telah berjanji untuk memperluas stimulus ekonominya hingga senilai 600 triliun yen pada 2020, namun sayangnya kinerja ekspor negara tersebut hanya memberikan sedikit support. Bahkan, jumlah bersih pengiriman ke luar negeri turun 0,3 poin persentase dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua.
Adapun, pergerakan nilai tukar yen telah sangat menguat – sebesar 16% - sejak permulaan tahun ini, sementara permintaan global yang melamban turut memperburuk situasi.
“Tingkat pertumbuhan ekspor dan impor tetap negatif di saat kuatnya nilai tukar telah mengurangi nilai yen untuk pengiriman,” ujar Marcel Thieliant dan Mark Williams dari Capital Economics dalam risetnya sebelum rilis data tersebut.
Jumlah ekspor ke AS melemah 8,7% pada September dibandingkan setahun sebelumnya, sementara ekspor ke Uni Eropa naik 0,7% dan China – mitra dagang terbesar Jepang - drop 10,6%.