Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres: Destinasi Wisata Nasional Harus Berselera Pasar Asing

Pemerintah menginginkan pengembangan destinasi wisata nasional disesuaikan dengan selera pasar internasional agar mampu mendatangkan devisa melimpah.
Candi Borobudur/Antara
Candi Borobudur/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menginginkan pengembangan destinasi wisata nasional disesuaikan dengan selera pasar internasional agar mampu mendatangkan devisa melimpah.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan selama ini banyak destinasi wisata dikembangkan berdasarkan selera nasional. Padahal dibutuhkan selera asing agar mampu menarik minat turis mancanegara untuk datang ke Indonesia.

“Pengembangan wisata harus menyesuaikan selera turis itu sendiri sehingga lebih menarik, jangan selera kita,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jumat (21/10/2016).

Oleh karena itu, pemerintah memilih Bank Dunia sebagai konsultan karena dianggap memahami kebutuhan konsumen mancanegara secara lebih luas. Lembaga multilateral itu sekaligus akan membantu pemerintah membangun infrastruktur dasar kawasan wisata melalui pinjaman dana sebesar US$200 juta.

November 2016, pemerintah akan merampungkan masterplan pembangunan infrastruktur tiga kawasan dari 10 kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata yang diprioritaskan. Ketiga destinasi yakni, Danau Toba Sumatra Utara, Mandalika Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Candi Borobudur Jawa Tengah.

Ketiga destinasi sengaja dipilih berdasarkan wilayah yang berbeda, yakni Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur. Wapres Kalla menekankan pentingnya perbaikan infrastruktur dasar, akses, dan fasilitas wisata bagi para turis.

Dalam jangka panjang, pembangunan dan perbaikan 10 destinasi wisata itu diharapkan mampu mendatangkan 20 juta wisatawan sampai 2019.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper