Bisnis.com, PADANG—Kinerja ekspor Sumatra Barat sampai September 2016 masih memburuk dengan mengalami kontraksi 10,68% dibandingkan periode Januari-September tahun lalu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatatkan, hingga September, total nilai ekspor Sumbar mencapai US$ 1,20 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai ekspor sebesar US$1,34 miliar.
Kepala BPS Sumbar Dody Herlando menilai belum pulihnya harga komoditas di pasar global menjadi penyebab, terpuruknya kinerja ekspor daerah itu. Apalagi 90% ekspor Sumbar didominasi komoditas sawit dan karet.
“Ekspor untuk periode September 2016 sebesar US$ 161 juta, naik 1,19% dari bulan Agustus yang mencapai US$ 159 juta,” katanya, Senin (17/10/2016).
Lebih lanjut, dia mengatakan angka ekspor periode September tahun ini juga naik 12,51% dari angka ekspor bulan September tahun lalu.
Meski begitu, secara komulatif periode Januari-September, nilai ekspor itu mengalami penurunan sebesar 10,68%.
Adapun, kontribusi ekspor Sumbar masih didominasi cruid palm oil (CPO) yang berkontribusi hingga 69,19% terhadap total ekspor. CPO masih turun 10,38% jika dibandingkan periode kumulatif tahun lalu.
Begitu juga untuk komoditas karet, turun 10,87% dari tahun lalu sebesar US$ 282 juta menjadi hanya US$ 251 juta. Karet dan produk turunannya menyumbang 20,94% terhadap total ekspor daerah itu.
Sedangkan negara tujuan ekspor Sumbar antara lain India, Amerika Serikat, Singapura, China, Brasil, Polandia, Inggris, Bangladesh, Malaysia, dan Jepang.