Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan senilai Rp2,05 triliun ditargetkan memenuhi kebutuhan pendanaan (financial closing) melalui sindikasi pinjaman perbankan paling lambat akhir bulan ini.
Direktur Binsis Korporasi BNI Herry Sidharta mengatakan komitmennya untuk berpartisipasi dalam pembiayaan proyek SPAM Umbulan. Namun, dia belum bersedia memerinci jumlah pinjaman yang akan disalurkan untuk proyek tersebut.
“Rencananya kami akan berpartisipasi, saat ini masih proses,” ujarnya di Jakarta pada Rabu (12/10/2016).
Dalam hal penyaluran kredit infrastruktur, baru-baru ini BNI bersama lima bank lainnya menandatangani kredit sindikasi untuk light rail transit (LRT) di Palembang, Sumatra Selatan, senilai Rp4,3 triliun.
BNI juga terlibat dalam kredit sindikasi untuk proyek Palapa Ring Timur dengan nilai pinjaman sebesar Rp 4,3 triliun.Adapun hingga Agustus 2016, total penyaluran kredit BNI tercatat Rp342,51 triliun, tumbuh 23% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp 278,41 triliun.
Ketua Tim Implementasi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengatakan pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan sebelum melakukanpenyelesaian pembiayaan.
“Rencananya ya akhir bulan ini atau paling lambat awal bulan depan kita financial closing. Kami masih bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyelesaikan beberapa hal,” ujarnya.
Dia mengatakan proyek SPAM Umbulan termasuk ke dalam 225 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Perpres No. 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Setelah terkatung-katung selama 3 dekade, akhirnya proyek air minum berskema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) itu diteken pada Juli lalu.
Konsorsium pemenang proyek tersebut, yang terdiri dari PT Medco Energi Tbk dan PT Bangun Cipta Kontraktor, telah mendirikan anak usaha patungan bernama PT Meta Adhya Tirta Umbulan dengan komposisi Medco 70% dan Bangun Tjipta 30%.
Sebagai konsorsium, kedua badan usaha akan menyetorkan modal senilai total Rp700 miliar kepada anak usaha patungan tersebut. Dengan demikian, pinjaman yang dibutuhkan untuk proyek ini berjumlah setidaknya Rp1,35 triliun.