Bisnis.com, JAKARTA - Kunjungan Menteri Koordinator Kemaritiman merangkap Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Luhut Binsar Pandjaitan ke Jepang berbuah manis.
Pemerintah dan pengusaha Negeri Sakura berkomitmen menanamkan investasi tidak kurang dari US$10 miliar setara Rp130 triliun mulai tahun depan.
Usai menghadap Presiden Joko Widodo untuk melaporkan hasil kunjungan ke Jepang, Selasa (11/10/2016), Luhut menyatakan investasi tersebut dibingkai dalam kerangka Maritime Economic Cooperation (MEC) Indonesia-Jepang.
Adapun, proyek-proyek yang disasar merentang di berbagai sektor, yakni perkeretaapian, minyak dan gas, pangan pertanian dan transportasi laut. Sebagian besar nama proyek juga telah dirilis dalam satu-dua tahun terakhir, seperti pembangunan Pelabuhan Patimban, Kereta Api Menengah Jakarta-Surabaya dan eksplorasi Blok Masela.
“Saya pikir bisa dekat-dekat US$8 miliar-US$10 miliar, tergantung nanti, tapi bisa mendekati USD10 miliar. Karena kereta api USD2,5 miliar, Patimban USD4 miliar,” kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan.
Dia menuturkan, pemerintah dan pengusaha Jepang berminat untuk melakukan ekspansi dan investasi setelah melihat Pemerintah Indonesia serius membenahi iklim usaha, seperti revisi PP 79/2010 tentang skema cost recovery.
Lebih-lebih, tambah Luhut, Presiden Joko Widodo menginginkan agar pembangunan infrastruktur lebih banyak diserahkan ke swasta, tidak hanya berbasis APBN dan BUMN.
“Presiden maunya lebih banyak swasta. Jangan semuanya BUMN saja gitu. BUMN bisa join [dengan swasta] atau swasta [penuh]. Atau mungkin [awalnya] BUMN yang punya trus diswastain kenapa nggak?” katanya.