Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan pendekatan ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan tata kelola hutan baik di tingkat global maupun regional.
“Kajian-kajian dan pertemuan ilmiah sangat penting untuk mencari formula, struktur, dan kerangka penyusunan kebijakan yang dilandaskan pada ilmu pengetahuan,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/10/2016).
Siti mencontohkan dalam pencegahan perubahan iklim, tata kelola hutan terkait erat dengan perubahan iklim di sektor berbasis lahan. Apalagi Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29% pada 2029 yang mana sebesar 16% berasal dari lahan dan hutan.
Selain itu, pendekatan ilmu sosial juga diperlukan dalam konteks keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan. Menurut Siti, hutan perlu dikelola secara berkelanjutan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan tetapi tetap selaras dengan lingkungan.
Politisi Partai Nasdem ini juga menyebutkan pendekatan ilmu sosial dapat digunakan untuk mempertahanan keseimbangan ekologis, keanekaragaman hayati, dan sumber daya alam sebagai pendukung kehidupan.
“Ilmu sosial juga diperlukan untuk mempertahankan kualitas hidup dan meningkatkan kapasitas daya dukung lingkungan, keamanan air, dan kesehatan publik di 15 daerah aliran sungai dan 280 kabupaten serta kota,” kata mantan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini.
