Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menegaskan telah meraih setidaknya 90% dukungan dari negara lain jelang voting anggota dewan Interanational Civil Aviation Organization kategori III yang berlangsung pada Selasa (4/10), atau pukul 21.00 WIB.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hingga pagi ini dirinya telah mendapatkan tiga pernyataan dukungan baru dari Spanyol, Inggris dan Swedia bagi Indonesia.
"Kalau semua di sini hampir 24 jam kita komunikasi, satu per satu. Tadi pagi saya dapat konfirmasi dari Inggris dan Swedia. Kemarin dari Spanyol, itu juga langsung ke saya. Teman-teman sebenarnya langsung vote kita," ujarnya optimistis selepas bertemu dengan Mendag Swedia di kantor Kementerian Perhubungan, Selasa (4/10/2016).
Untuk itu, dia meminta semua pihak turut mendukung perjuangan Indonesia agar masuk sebagai anggota dewan ICAO kategori III. Dia menilai pemilihan anggota dewan ICAO sangat berat karena negara-negara regional Asia umumnya saling berkompetisi.
Kenyataan ini berbeda dengan regional lain yang menerapkan pola bergilir bagi negara-negaranya untuk duduk di dewan ICAO. "Alhamdullilah, sudah cukup banyak negara yang memilih kita. Tetapi ini namanya hubungan diplomatik. Pemilihan itu tertutup semua orang bisa terjadi."
Saat di markas besar ICAO di Montreal, dia memaparkan dirinya memberikan penguatan atas posisi Indonesia yang saat ini telah mengantongi sertifikat FAA sehingga Indonesia berhak untuk terbang ke Amerika Serikat layaknya maskapai lain di dunia. Dia mengakui upaya Indonesia telah sangat luar biasa.
Dari segi keamanan, lanjutnya, poin penilaian ICAO Indonesia meningkat tajam dari 63 poin menjadi 95 poin. Menhub juga menuturkan maskapai Indonesia, Garuda Indonesia, mendapat peringkat ke-7 sebagai maskapai bintang lima di dunia.
Dalam perjuangan di ICAO, Budi mengatakan Indonesia telah melakukan inisiasi untuk bertindak sebagai sukarelawan yang menangani soal lingkungan udara bersama Amerika Serikat.
"Menurut hemat saya apa yang kita lakukan tahun ini sudah maksimal sekali. Nah, terpilih atau tidak terpilih, kami berpendapatan ICAO ini satu aktualisasi yang penting," ujarnya.
Ke depannya, dia mengatakan Indonesia akan menyertakan orang yang kompeten untuk mewakili Indonesia di ICAO. Dia akan meminta BUMN dan perusahaan aviasi swasta untuk mengutus satu orang yang pandai dan muda sebagai diplomat aviasi. Menurut Menhub, semua kegiatan aviasi juga penuh diplomasi.
"Kalau kita ngomong Soetta kalah dengan bandara lain cuma sebagai tujuan destinasi. Itu harus kita akui sebagai kekelahan kita dalam diplomasi. Nah, kalau menurut hemat saya kekalahan ini jadi cambuk untuk kita berbenah. Kita harus menang di sana, supaya Indonesia menjadi negara penting dan paling penting di Asean," tegasnya
Dia yakin dengan industri aviasi yang baik, pariwisata Indonesia akan ikut terdorong. Dampaknya, dia yakin porsi penerbangan luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta dan Ngurah Rai, Bali akan meningkat dua kali lipat. Peningkatan ini akan berbanding lurus dengan turis yang datang ke Indonesia.