Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebanyak 71% CPO-Fund Telah Disalurkan untuk Program Biodiesel

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) telah menyalurkan dana subsidi biodiesel untuk 2,01 juta kiloliter sepanjang Januari-Agustus 2016.
Ilustrasi buah kelapa sawit/Antara
Ilustrasi buah kelapa sawit/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) telah menyalurkan dana subsidi biodiesel untuk 2,01 juta kiloliter sepanjang Januari-Agustus 2016. Dengan subsidi Rp5.000-Rp5.500 per liter, dana yang dikeluarkan untuk program subsidi mencapai Rp10 triliun-Rp11,05 triliun.

Direktur Utama BPDP-KS Bayu Krisnamurthi menyampaikan pada periode Januari-Agustus, BPDP telah mengumpulkan dana dari pungutan ekspor produk sawit dan produk turunan kelapa sawit sebesar Rp7,19 triliun. Pada Juli-Desember lalu 2015, BPDP telah menghimpun dana hingga Rp6,9 triliun.

Artinya, selama BPDP dibentuk sejak Juli 2015, lembaga tersebut telah menghimpun dana hingga Rp14,1 triliun dan sekitar 71% disalurkan untuk subsidi program biodiesel.

“Bulan ini kami sedang memproses kontrak untuk 6 bulan ke depan. Sekarang kondisi harga minyak mendtan seklitar USS45-USS50 per barel, sedangkan minyak sawit USS700 per ton, selisih harga antara biodisesl sawit dengan solar sekitar Rp5.000-Rp5.00 per liter, ini tentu merupakan angka yang besar,” kata Bayu di Jakarta pada Senin (3/10/2016).

Dia menjelaskan sejauh ini sebagian besar dana yang dihimpun disalurkan untuk subsidi biodiesel. Dia mengakui BPDP masih kesulitan untuk menyalurkan dana peremajaan kembali (replanting) kebun sawit petani karena terganjal legalitas lahan

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan pelaku usaha akan kembali menjajaki pasar-pasar ekspor biodiesel. Indonesia sempat mengekspor komoditas tersebut amun berhenti karena harganya yang kurang bersaing.

Paulus menyampaikan pasar-pasar yang dulu sempat dikuasai Indonesia, saat ini telah dikuasai biodiesel ekspor dari Malaysia. “Sekarang kita sedang coba [ekspor biodiesel] ke India, kita cari pasar yang lain,” ujar Paulus.

Dia menjelaskan saat ini saingan terberat produk biodiesel Indonesia yaitu minyak kanola atau rapeseed oil yang diproduksi oleh negara-negara Eropa. Di sana, produksi minyak kanola mencapai 22 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhannya hanya 12 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper