Bisnis.com, JAKARTA - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia menyusun rencana belanja modal pada 2017 sekitar Rp2,2 triliun tak jauh berbeda dari belanja modal 2016.
Direktur Keuangan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Triyana menyatakan saat ini pihaknya masih menyusun anggaran belanja modal 2017 yang ditargetkan rampung dalam dua sampai tiga pekan ke depan.
“Akhir Oktober sudah kami serahkan ke Kementerian. Saat ini sedang disusun dan angkanya sepertinya sama seperti tahun ini, yakni sekitar Rp2,27 triliun,” ungkap Triyana kepada Bisnis, Senin (3/10/2016).
Lukman F Laisa, Direktur Teknik AirNav Indonesia, menyatakan belanja modal 2017 masih akan menerima pemasukkan dari sejumlah lelang yang belum selesai pada 2016.
Hal ini terutama pada sejumlah proyek lelang yang melewati tahun anggaran dan banyak pekerjaan yang memakan waktu cukup lama.
“Untuk 2016 sendiri sampai saat ini kita penyerapan belum sampai 80%, karena ada beberapa proses lelang terlambat, jadi kami menargetkan sampai akhir tahun ini minimal di atas 60%,” jelas Lukman.
Bisnis mencatat, anggaran belanja modal 2016 sebesar 2,27 triliun dipergunakan untuk pengadaan radar baru dan peremajaan radar lama.
Tahun lalu, realisasi belanja investasi AirNav sekitar Rp668 miliar, atau 37% dari total anggaran yang disiapkan Rp1,8 triliun. Oleh sebab itu tahun ini AirNav akan memacu belanja investasi untuk mengembangkan infrastruktur navigasi penerbangan.
Infrastruktur tersebut a.l. pengadaan lima radar baru di empat bandara, yakni Bandara Minangkabau Padang sebanyak satu unit, Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sebanyak satu unit, Adisucipto Yogyakarta sebanyak satu unit, dan Soekarno-Hatta Cengkareng sebanyak dua unit.
Selain itu juga untuk percepatan pembangunan dan revitalisasi menara pemantau di bandara-bandara baru a.l. seperti Bandara Kertajati, Bandara Saumlaki, Bandara Bawean, Bandara Dekai, Bandara Letung, Bandara Tebelian Sintang, Bandara Miangas, Bandara Muarataweh, Bandara Tambelan, dan Bandara Tanjung Api di Tojo Una-una.
Lalu ada juga peremajaan menara pemantau di sejumlah bandara a.l. Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Tanjung Pinang, dan Pangkalpinang. Adapun, peremajaan menara pemantau meliputi instrumen landing, komunikasi, ATS Automation, sebanyak 17 unit genset.