Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan yang terus tumbuh membuat kinerja industri manufaktur Indonesia semakin membaik pada September.
Nikkei Indonesia Manufacturing PMI naik dari level 50,4 pada Agustus ke level 50,9 pada September. Indeks manufaktur mengindikasikan ekspansi kegiatan bisnis pada level 50 atau lebih.
Survei yang dilakukan oleh Markit menunjukkan pesanan yang semakin banyak dari konsumen domestik dan ekspor membuat mayoritas pabrik di Tanah Air meningkatkan produksi.
Peningkatan aktivitas produksi mulai mendorong manajemen perusahaan mempekerjakan pegawai baru pada September. Markit menyatakan indeks penyerapan tenaga kerja ada pada level 50 pada September setelah berkontraksi pada dua bulan pasca-libur Lebaran.
Pollyna De Lima, ekonom IHS Markit, mengatakan pertumbuhan volume produksi melambat pada September meskipun sektor industri manufaktur di Indonesia mempertahankan tren ekspansif.
“Secara umum, perusahaan manufaktur di Indonesia yakin permintaan akan tumbuh berkelanjutan. Ini ditunjukkan dengan kenaikan pembelian bahan baku dan penambahan tenaga kerja,” katanya dalam rilis IHS Markit, Senin (3/10/2016).
De Lima mengatakan survei Markit juga menunjukkan tren kenaikan harga produk di sebagian besar mulut pabrik pada September. “Perusahaan sepertinya berusahaan mempertahankan margin keuntungan di tengah kenaikan harga bahan baku. Namun, tingkat kenaikan harga cenderung rendah dibandingkan data historis.”