Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menata ulang kawasan hutan lindung pada sub daerah aliran sungai Cimanuk yang menyebabkan banjir bandang di Garut, Jawa Barat.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan rehabilitasi kawasan lindung sub-DAS Cimanuk dilakukan dengan penananam pohon penyerap air. Sementara kawasan yang sudah ditanami sayuran akan ditata ulang.
“Bila tidak dapat dihindari, pertanian hortikultura yang harus ditata dalam bentuk agroforestry guna menjaga kawasan lindung. Prinsipnya tetap memberikan kesempatan pada masyarakat sekitar untuk melakukan aktivitas kesehariannya,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis.com, Minggu (2/10/2016).
Siti mengatakan rehabilitasi di kawasan hutan mencakup area seluas 6.400 hektare (ha) dan di luar kawasan hutan atau areal penggunaan lain (APL) seluas 3.000 ha. Pemerintah juga berencana membangun 300 unit dam penahan, 7.000 penyumbat jurang (gully plug), dan 14.000 sumur resapan air.
Siti mengatakan proses awal desain dan penanawan akan dilakukan sejak Oktober-November. Adapun, pembangunan infrastruktur pencegahan banjir diharapkan dapat dimulai pada Januari 2017. “Saya sudah melakukan pembahasan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.”
Dari total luas DAS Cimanuk yang mencapai 363.630 ha, luas kawasan yang berkaitan dengan problem sub-DAS Cimanuk Hulu mencapai 140.553 ha. Adapun, lahan yang terkait langsung dengan banjir seluas 59.970 ha.
Pada kawasan sub-DAS tersebut, sekitar 28.780 ha atau 48% hutan lindung yang seharusnya ditutupi oleh vegetasi alam pepohonan telah berubah menjadi areal tanaman sayuran.
Selain itu, KLHK mendapati faktor penyebab banjir bandang 20-21 September adalah curah hujan yang sangat tinggi yakni 285 mm. Angka tersebut hampir sama dengan angka curah hujan dalam satu bulan di musim penghujan.