Bisnis.com, JAKARTA - Impor pakan dan bahan baku pakan ikan sepanjang Januari-Agustus mencapai 725.124 ton dengan nilai US$144,1 juta.
Angka itu berdasarkan data Direktorat Pakan Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jika dikonversi ke rupiah, nilai itu setara dengan Rp1,9 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS).
Volume impor terbesar adalah tepung/gluten gandum sebanyak 250.819 ton, disusul oleh kedelai/lesitin 119.299 ton, minyak ikan 89.785 ton, pasta ikan dan cumi-cumi 55.233 ton, tepung ikan 24.964 ton. Selebihnya berupa pakan ikan dan udang, vitamin/mineral, ragi (yeast), pakan benih, jagung, dan artemia.
Meskipun secara volume bukan yang paling besar, impor kedelai paling tinggi secara nilai, yakni US$48,1 juta. Berada di urutan berikutnya adalah tepung ikan US$32,9 juta, pasta ikan/cumi-cumi US$15,6 juta, pakan ikan/udang US$4,6 juta, dan minyak ikan/cumi-cumi US$3,6 juta.
Impor sepanjang delapan bulan tahun ini tampak lebih tinggi dari realisasi sepanjang tahun-tahun sebelumnya.
Secara volume, impor pakan dan bahan baku pakan selama 2011-2015 secara berturut-turut 75.401 ton, 66.132 ton, 65.434 ton, 38.295 ton, dan 29.887 ton. Adapun secara nilai, impor sepanjang 2011-2015 secara berturut-turut US$92,4 juta, US$80,4 juta, US$86,9 juta, US$48,9 juta, dan US$42,1 juta.