Bisnis.com, JAKARTA– Kepemimpinan Donald Trump sebagai Presiden AS dianggap dapat merugikan obligasi di pasar negara-negara berkembang (emerging markets) dengan membebani perdagangan global.
Menurut Aberdeen Asset Management Asia Ltd., kepemimpinan Donald Trump dapat merugikan obligasi di emerging markets seperti China dan Meksiko.
Kandidat dari Partai Republik tersebut yang menghadapi lawan Demokrat Hillary Clinton dalam debat pertama mereka, telah mengusulkan langkah-langkah proteksionis termasuk menempatkan tarif hukuman pada impor China dan membangun tembok di perbatasan AS dengan Meksiko.
Posisi Trump saat ini berada di belakang Clinton dengan hanya sebesar 1,6% berdasarkan polling nasional The Real Clear Politics.
Menurut Societe Generale SA., menyempitnya perbedaan antara Clinton-Trump telah berkontribusi terhadap penurunan harga obligasi, penguatan dolar, serta merugikan mata uang emerging markets.
Pada debat tersebut, Trump menargetkan The Fed dan menyatakan bahwa kebijakan mempertahankan suku bunga rendahnya telah digerakkan secara politik, klaim yang telah berulangkali disangkal oleh Gubernur The Fed Janet Yellen.
Menurut Donald Amstad, Direktur Aberdeen Asset Management, kemenangan Trump pada November mendatang dapat mengubah arah.
“China telah menjadi penerima manfaat besar dari globalisasi, dan jika Trump terpilih saya pikir globalisasi tidak akan terus meningkat pada laju yang sama seperti sebelumnya. Trump mewakili pekerja Amerika yang kehilangan pekerjaan mereka karena pekerja China,” katanya, seperti dilansir Bloomberg hari ini, Selasa (27/9/2016).