Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berau Cocok Sebagai Alternatif Salah Satu Kawasan Industri Terbesar

Lahan yang luas membuat Berau ideal sebagai kawasan industri terintegrasi.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kawasan Industri Berau yang berdiri di wilayah seluas 3.400 hektare berpotensi menjadi salah satu pusat industri terbesar di Indonesia.

Presiden Direktur PT Berau Nusantara Kawasan Industri (BNKI), Rauf Purnama menjelaskan BNKI mengembangkan kawasan industri seluas 3.400 hektare di lahan milik Nusantara Group di Kalimantan Timur. Pabrik pulp dan kertas milik PT Kertas Nusantara saat ini adalah satu-satunya pabrik yang beroperasi di kawasan tersebut.

Lahan yang luas membuat Berau ideal sebagai kawasan industri terintegrasi. Kawasan tersebut juga telah memiliki infrastruktur penunjang berupa fasilitas pengolahan air bersih berkapasitas 3.700 meter kubik per jam dan pembangkit listrik tenaga biomassa berkapasitas 2x63 MW.  

“Buat saya lahan ini paling bagus jadi kawasan industri. Luasnya 3.400 hektare, sudah bebas. Air sudah siap. Pelabuhan ada. Listrik sudah siap dari kelebihan penggunaan pabrik kertas,” kata Rauf kepada bisnis, Senin (26/9/2016).

Rauf berambisi Kawasan Industri Berau sebagai pusat industri hulu yang memproses bahan bahan mentah seperti minyak bumi, batu bara, CPO dan hasil kayu menjadi bahan baku industri. Lahan yang luas membuat Berau ideal sebagai kawasan industri terintegrasi.

Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian, Imam Haryono mengatakan pemerintah berencana menjadikan Berau pengganti Bontang dalam program Palm Oil Industri Zone (POIZ) kerjasama Indonesia-Malaysia.

Dia menjelaskan pengembangan POIZ di Bontang terkendala keterbatasan lahan. Lahan kawasan industri di Bontang sulit diperluas karena berbatasan dengan kawasan hutan lindung.

“Rencana pengembangan gas sintetis dari batu bara di Berau juga sesuai dengan program pemerintah. Di atas kertas Dumai adalah salah satu yang paling prospektif. Namun, masih akan kami kaji terus pengembangannya seperti apa,” kata Imam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper