JAKARTA - PT Berau Nusantara Kawasan Industri mengundang pemerintah ikut berinvestasi dalam proyek pembangunan pabrik gasifikasi batu bara di Berau.
Presiden Direktur PT Berau Nusantara Kawasan Industri (BNKI), Rauf Purnama berambisi menjadikan Kawasan Industri Berau sebagai pusat industri hulu yang memproses bahan bahan mentah seperti minyak bumi, batu bara, CPO dan hasil kayu menjadi bahan baku industri.
Fokus pertama pengembangan Kawasan Industri Berau adalah pabrik gasifikasi batu bara senilai US$1,7—US$1,8 miliar. Rencana kapasitas per tahun pabrik tersebut adalah 800.000 ton dimethyl ether, 400.000 ton amoniak, dan 200.000 ton methanol.
KBNI kemudian berencana mendirikan pusat penyulingan minyak berkapasitas 150.000—300.000 barel minyak bumi per hari. Rauf mengklaim sudah menandatangani nota kesepahaman pengadaan minyak bumi dengan Saudi Hitech asal Arab Saudi.
“Kami mengharapkan pemerintah ikut membangun untuk proyek gasifikasi batu bara. Pemerintah bisa menginvestasi Rp2 triliun untuk ekuitas. Ini sesuai Pasal 33 UUD 1945. Industri upstream di negara lain seperti Malaysia, Thailand, Taiwan, dan Arab Saudi juga milik pemerintah,” kata Rauf, Senin (26/9/2016).
BNKI berencana mengembangkan kawasan industri seluas 3.400 hektare di lahan milik Nusantara Group di Kalimantan Timur. Pabrik pulp dan kertas milik PT Kertas Nusantara saat ini adalah satu-satunya pabrik yang beroperasi di kawasan tersebut.
Lahan yang luas membuat Berau ideal sebagai kawasan industri terintegrasi. Kawasan tersebut juga telah memiliki infrastruktur penunjang berupa fasilitas pengolahan air bersih berkapasitas 3.700 meter kubik per jam dan pembangkit listrik tenaga biomassa berkapasitas 2x63 MW.