Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian PUPR mendukung pengembangan Waterfront Cityatau Kota Tepi Laut di Indonesia, sebagai salah satu upaya mewujudkan Kota Cerdas Berkelanjutan.
Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Agusta Ersada menyatakan bahwa salah satu daerah yang dianggap berpotensi mengembangkan Kota Tepi Laut adalah Kota Tangerang Selatan, karena kota tersebut memiliki sembilan situ dan lima sungai.
“Dalam mengembangkan Kota Tepi Laut ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan,”ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (24/09).
Beberapa prinsip tersebut yaitu perencanaan yang mempertimbangkan citra, identitas dan nilai-nilai serta budaya lokal. Prinsip lainnya adalah pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan nilai manusia, sosial, ekonomi, dan pengendalian pembangunan kawasan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan ekologisnya.
Konsep Kota Tepi Laut juga akan diterapkan di Kota Seribu Sungai yaitu Banjarmasin. Konsep tersebut diterapkan dengan tujuan memaksimalkan potensi sungai sebagai jalur transportasi, objek wisata, dan melestarikan budaya masyarakat Pasar Terapung di Sungai Barito.
Agusta menyampaikan bahwa saat ini Kementerian PUPR sedang melakukan perencanaan dan desain dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) sebagai tata kelola dan komunitas cerdas berkelanjutan. Selain NCICD, Kementerian PUPR juga turut mengembangkan konsep dan program pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) di Sungai Ciliwung.
“Salah satu contoh aplikasi kehidupan cerdas berkelanjutan yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR saat ini adalah pemanfaatan Kanal Banjir Timur atau KBT sebagai showcase koridor infrastruktur hijau,” ucap Agusta.
Selain sebagai pengendalian banjir, KBT dapat berfungsi sebagai konservasi air, koridor Ruang Terbuka Hijau (RTH), transportasi air dan dermaga, pariwisata, kawasan perniagaan, dan pelabuhan.