Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Jagung 2017 Diyakini 3,5 Juta Ton

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi jagung pada puncak panen raya 2017 mencapai 3,5 juta ton dan produksi tersebut akan diserap oleh Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor jagung.
Jagung/Antara
Jagung/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi jagung pada puncak panen raya 2017 mencapai 3,5 juta ton dan produksi tersebut akan diserap oleh Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor jagung.

"Tahap pertama dimulai dengan mengembangkan jagung seluas 724 ribu hektare tersebar di 29 provinsi dengan target produksi 3,5 juta ton jagung kering pipil," kata Menteri Amran di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (19/9/2016).

Amran mengatakan sebelumnya Indonesia masih mengimpor 3,6 juta ton jagung dengan luas lahan yang dibutuhkan 700 ribu hektare.

Guna meningkatkan produksi, mengendalikan impor serta mendorong ekspor jagung, Kementerian Pertanian pun menyiapkan anggaran untuk pengembangan lahan jagung seluas 1 juta hektare, namun untuk tahap pertama seluas 724 ribu hektare dengan didukung kemitraan antara industri pakan ternak dengan petani jagung.

Pola kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama (MOU) antara Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dengan 29 kepala dinas pertanian provinsi yang akan memfasilitasi sarana dan memberdayakan petani guna meningkatkan produksi jagung serta menerbitkan harga acuan pembelian jagung di tingkat petani dan harga di tingkat konsumen.

"Sekarang kita sudah sepakat membagi wilayah kemudian 41 perusahaan (makanan ternak) dan kepala dinas berkomitmen. Katakanlah satu perusahaan butuh jagung 200 ribu ton setiap tahun, berarti kita tentukan kelompok taninya siapa, gabungan kelompok taninya, kemudian Kementan mendukung dengan memberikan bantuan infrastruktur," ujar Amran.

Amran menjelaskan kondisi tata niaga jagung masih dirasakan belum efisien karena rantai pasok terlalu panjang dan hasil jagung petani sebagian besar (86 persen) masih dijual ke pedagang.

Hal ini berakibat profit margin yang dinikmati 20,3 juta petani jagung sekitar Rp23 triliun sangat kecil dibandingkan profit marjin yang dinikmati 1.700 "middleman" sebesar Rp41,3 triliun sehingga diperlukan intervensi pemerintah menangani tata niaga jagung.

Untuk kebijakan jangka menengah dan panjang, Kementan juga mendorong investasi pada lahan hutan 500 ribu ha dan lahan Perhutani 265 ribu ha serta memberi kemudahan bagi industri membangun agribisnis jagung skala luas.

Selain itu, Mentan juga menaikkan anggaran jagung hingga 10 kali lipat, yakni pada 2014 anggaran jagung hanya Rp100 miliar, kemudian 2015 ditingkatkan menjadi Rp1,2 triliun dan pada tahun ini ditingkatkan lagi menjadi Rp2,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper