Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agustus 2016, Konsumsi Semen di Sumatra Tumbuh 17,6%

Per Agustus 2016, komsumsi semen di wilayah Sumatra mengalami peningkatan signifikan hingga 17,6%, menyusul mulai berjalannya pembangunan infrastruktur di daerah.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, PADANG— Per Agustus 2016, komsumsi semen di wilayah Sumatra mengalami peningkatan signifikan hingga 17,6%, menyusul mulai berjalannya pembangunan infrastruktur di daerah.

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatatkan sepanjang Januari hingga Agustus, konsumsi semen di wilayah paling barat Indonesia itu tumbuh 8,8% dari 7,72 juta ton tahun lalu menjadi 8,39 juta ton.

Pertumbuhan tertinggi terjadi bulan lalu, sebesar 17,6% dari 1,15 juta ton menjadi 1,35 juta ton. Konsumsi semen di wilayah itu diyakini bakal terus meningkat hingga akhir tahun, sejalan dengan realisasi belanja pemerintah.

Manajemen PT Semen Padang, salah satu perusahaan semen yang menguasai sekitar 43% pasar Sumatra, meyakini pulihnya konsumsi di semester kedua tahun ini bakal meningkatkan kinerja perseroan hingga di atas 5%.

“Perkiraan kami bisa tumbuh 5% - 6%, karena demand semen di semester kedua ini cukup tinggi,” kata Benny Wendry, Direktur Utama Semen Padang, Kamis (15/9/2016).

Dia menyebutkan seperti siklus tahunan sebelumnya, permintaan semen di paruh kedua memang cenderung tinggi, karena belanja pemerintah baru terealisasi maksimal di penghujung tahun.

Selain konsumsi di Sumatra, secara keseluruhan konsumsi semen dalam negeri tumbuh tipis 3,9% dari 37,61 juta ton tahun lalu menjadi 39,07 juta ton.

Kawasan yang mengalami pertumbuhan signifikan yakni Sulawesi tumbuh 21,5% dari 2,78 juta ton menjadi 3,38 juta ton, Maluku dan Irian Jaya tumbuh 13,6% menjadi 976.128 ton dari periode yang sama tahun sebelumnya 859.430 ton.

Sementara, pasar Nusa Tenggara tumbuh 6,6% dari 2,17 juta ton menjadi 2,32 juta ton, dan pasar Jawa tumbuh tipis 1,3% dari 21,02 juta ton menjadi 5,31 juta ton.

Sedangkan konsumsi di Kalimantan masih terkoreksi 11,8% menjadi 2,69 juta ton dari tahun sebelumnya 3,05 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper