Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Mengklaim akan Genjot Produksi Baja Nasional

Pemerintah mengklaim tengah berupaya menggenjot produksi baja dalam negeri mengingat kebutuhan baja nasional mengalami pertumbuhan yang signifikan sehingga kekurangan pasokan akhirnya banyak disuplai dari produk impor.
Industri baja/Bisnis.com
Industri baja/Bisnis.com

Bisnis.com, MOJOKERTO - Pemerintah mengklaim tengah berupaya menggenjot produksi baja dalam negeri mengingat kebutuhan baja nasional mengalami pertumbuhan yang signifikan sehingga kekurangan pasokan akhirnya banyak disuplai dari produk impor.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawiryawan mengatakan kebutuhan baja nasional saat ini mencapai 12 juta ton/tahun, tapi produsen dalam negeri hanya mampu memproduksi 8 juta ton/tahun.

“Kontribusi industri kita sendiri saat ini memang sangat rendah, tapi kita tidak perlu risau justru kita harus maju dan mendorong pertumbuhan industri agar negara kita kuat tanpa harus bergantung pada produk impor,” katanya di sela-sela Ground Breaking Pabrik Baja PT Sunrise Steel, Kamis (14/9/2016).

Dia mengatakan selain mendorong pertumbuhan industri baja dalam negeri melalui kemudahan izin investasi, pemerintah juga mengupayakan perlindungan produk baja dalam negeri dari serbuan produk asing. Salah satunya dengan pengenaan bea anti dumping, kontrol suplai produk impor melalui pengetatan syarat.

“Kita harus punya early warning system di dunia usaha yang semakin ketat persaingannya. Bahkan produk kita yang diekspor ke negara lain juga diperketat oleh mereka karena mereka juga melindungi produknya sendiri,” jelas Putu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) Ernawati menambahkan besi dan baja merupakan industri yang strategis sehingga butuh perlindungan dari pemerintah.

Harga baja dunia, kata Ernawati, sekarang ini sudah mulai bangkit setelah sempat merosot akibat produksi baja dari China mengalami over kapasitas. Akibatnya Indonesia menjadi sasaran target ekspor oleh China, India, Jepang dan Amerika Serikat.

“Perlindungan kita bukan cuma pengenaan bea anti dumping tapi pemerintah juga membuat kebijakan kewajiban proyek-proyek yang menggunakan biaya pemerintah harus memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dengan begitu diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri dalam negeri,” jelasnya.

Sementara itu, produsen baja lapis aluminium seng (BjLAS), PT Sunrise Steel saat ini mulai menambah produksi baja menjadi 400.000 ton per tahun dengan membangun lini baru di pabrik Mojokerto.

Presiden Direktur Sunrise Steel, Henry Setiawan mengatakan lini pabrik pertama sebelumnya memiliki kapasitas produksi 260.000 ton/tahun.

Pada lini baru yang mulai dibangun pada semester II tahun ini akan memiliki kapasitas produksi 140.000 ton/tahun, sehingga pada 2018 Sunrise Steel akan memproduksi baja lapis mencapai 400.000 ton/tahun.

“Penambahan line kedua ini membutuhkan investasi mencapai US$50 juta, dengan begitu Sunrise Steel akan menjadi produsen baja lapis yang terbesar, dan ini merupakan bentuk kami komitmen dalam mendukung pemerintah meningkatkan produksi baja nasional,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper