Bisnis.com, JAKARTA — Properti di Kawasan Cikarang dan Karawang akan mendapatkan manfaat utama dari sejumlah proyek infrastruktur skala besar yang akan dikembangkan di Jawa Barat.
Vice President Coldwell Banker Commercial Indonesia Dani Indra Bhatara mengatakan, bila proyek Pelabuhan Laut Dalam di Patimban dan Bandara Internasional di Kertajati benar-benar terealisasi, kawasan industri utama di Cikarang dan Karawang akan kian meningkat nilai jualnya. Pelabuhan Patimban ditargetkan rampung 2019, sementara Bandara Kertajati beroperasi 2018.
Selain itu, pengembangan Jakarta Outer Ring Road (JORR) II Cimanggis—Cibitung akan menambah keleluasaan arus lalu lintas Jakarta menuju ke kawasan sebelah timur Jakarta.
Belum lagi, pemerintah telah serius dengan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta—Bandung yang akan melintasi Karawang dan mendorong terbangunnya kawasan transit oriented development (TOD) di sana.
Dani menilai, dengan rencana pengembangan Lippo Group di Cikarang sebagai kota yang terintegrasi, prospek bisnis properti di kawasan timur Jakarta ini akan semakin cerah di masa mendatang.
Kawasan ini tidak lagi dipersepsikan sekadar sebagai kawasan penyangga Jakarta, tetapi kota mandiri yang memiliki aktivitas ekonomi terintegrasi dalam satu kawasan.
“Semua komponen akan ada di sana sehingga menjadi one stop living. Bukan tidak mungkin prospeknya akan baik di sana. Memang untuk saat ini, rencana bandar udara dan pelabuhan itu belum kelihatan efeknya,” katanya melalui sambungan telepon, dikutip Senin (12/9/2016).
Dani mengatakan, prospek bisnis properti residensial dan komersial di Cikarang cukup cerah, apalagi kawasan industri Karawang membutuhkan akomodasi yang sayangnya belum sepenuhnya terpenuhi di Karawang. Alhasil, pergeseran permintaan ke arah Cikarang dalam waktu dekat akan kian meningkat.
Chief of Marketing Lippo Homes Yopie Rusli mengatakan, Cikarang saat ini dihuni oleh sekitar 2.500 industri. Kebutuhan akomodasi dari aktivitas ekonomi di kawasan ini menyebabkan prospek bisnis residensial, ritel dan perhotelan sangat cerah.
Yopie mengatakan, dengan adanya keseriusan pemerintah terhadap sejumlah proyek infrastruktur di daerah itu, proyek-proyek Lippo Cikarang mengalami booming dan masih menyisakan sejumlah calon pembeli yang belum kebagian jatah unit properti.
Lippo pun menggandeng sejumlah investor asing untuk bersama-sama mengembangkan kawasan tersebut sebagai superblok yang mengakomodasi seluruh kebutuhan kehidupan perkotaan.
Sejumlah investor asing yang telah digandeng antara lain Mitsubhisi Corporation dari Jepang dan Shenzhen Yantian Port Group Co. Ltd dan Country Garden Holdings Co. Ltd asal China. Minat investor asing ini terutama dipicu oleh rencana pengembangan infrastruktur yang masif di sekitar kawasan ini.
“Sekarang proyek kita di Orange Country setiap kali launching selalu sold out. Luar biasa respon-nya. Kita mengembangkan konsep 32 in 1 dalam proyek ini, ada 32 jenis properti komersial dalam satu kawasan,” katanya.
Lippo menyiapkan lahan seluas 322 hektar untuk dikembangkan di Cikarang. Pengembangan tahap pertama akan mencakup investasi senilai Rp190 triliun.