Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun ini tidak akan separah 2015.
Sekretaris Jenderal Gapki Togar Sitanggang mengatakan sejak Juni 2016 Indonesia memasuki musim kemarau basah. Adapun pada akhir tahun ini cuaca tidak akan sekering pada 2015 karena ada fenomena La Nina.
“Tahun ini agak mendung sehingga cuara berpihak kepada kita. Karhuta tidak akan sepeti tahun lalulah,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (8/9/2016).
Di samping itu, Togar mengatakan Gapki telah menginstuksikan kepada para anggotanya di daerah rawan karhutla untuk menyiapkan langkah-langkah preventif kebakaran. Sejumlah daerah itu adalah Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Togar mengklaim tindakan pencegahan telah dimulai anggota Gapki sejak Januari tahun ini. Mereka a.l menyosialisasikan kepada penduduk desa sekitar konsesi untuk sama-sama mencegah pembukaan lahan dengan cara membakar.
“Karena yang selama ini terjadi api merembet masuk ke kebun kami dari luar,” kata Kepala Hubungan Korporat PT Musim Mas ini.
Di samping itu, tambah Togar, anggota Gapki melatih staf internal agar lebih awas dengan kemunculan api. Kolaborasi juga dilakukan bersama aparat kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan tahun ini pemerintah lebih tanggap mengendalikan karhutla. Selain itu, pemerintah telah menggunakan aneka instumen hukum untuk membuat jera perusahaan-perusahaan yang lalai menjaga konsesi dari kebakaran.
“Berdasarkan catatan kami luas lahan yang terbakar hingga sekarang baru 8.000 hektare. Padahal tahun lalu 100.000 hektare,” ujar Siti.