Kabar24.com, JAKARTA—Pembangunan dam pengendali pasir sepanjang 2,6 kilometer yang terletak di aliran Kali Putih di Jalan Raya Magelang mencapai progres 30%, dan ditargetkan selesai pada 2017.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan pembangunan DAM yang juga disebut Sabo ini bertujuan mengembalikan aliran Kali Putih setelah sempat membelok akibat letusan Gunung Merapi.
“Ini kan dulu pada saar erupsi terakhir, alirannya pindah, membelok dan menabrak rumah.Sekarang kita luruskan lagi ke aliran awal dari Kali Putih ini,” ujarnya , Kamis (01/09).
Dia menambahkan dam ini meluruskan dua aliran sungai, yakni Kali Putih di sebelah barat dan Kali Gendol di sebelah timur. Dam ini dirancang untuk dapat mengalirkan lahar dengan kapasitas 640 meter kubik per detik. Untuk itu, saat ini masih dilakukan pembersihan aliran tengah sungai dan akan dibuat tanggul untuk menjaga keamanan.
“Untuk lebih aman lagi dinding tanggul sepanjang 1,2 kilometer juga akan ditinggikan sekitar dua meter,” ujarnya.
Dia mengatakan pembangunan dam ini menggunakan APBN dan pinjaman Jepang, dengan nilai paket mencapai Rp283 miliar. Kontraktor pelaksana dalam pekerjaan ini ialah PT Wijaya Karya KSO PT Brantas Abipraya.
"Total anggarannya 283 miliar rupiah. Ada loan dari Jepang, karena soal ini mereka ahlinya. Ini nama kegiatannya Sabo. 'Sa' artinya pasir dan 'bo' artinya pengendalian. Ada beberapa sabo yang dibikin, total ada 277 sabo," ucap Basuki.
Basuki menambahkan bahwa perbaikan DAM Sabo untuk mengantisipasi erupsi Gunung Merapi yang biasanya terjadi tiap lima atau 10 tahun. Sebelum memasuki musim hujan, pihaknya menargetkan dinding kali yang masih bolong dapat tertutup rapat.