Bisnis.com, PADANG—Sebanyak 500 ton ikan milik pembudidaya di keramba jaring apung (KJA) Danau Maninjau kembali mati akibat menipisnya kadar oksigen dan naiknya kandungan belerang.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam Ermanto mengatakan kematian ikan-ikan tersebut disebabkan, menipisnya kadar oksigen, naiknya belerang, dan melimpahnya gas akibat pembusukan kandungan hara yang sudah melewati ambang batas.
“Banyak faktor yang menyebabkan ikan mati di Danau Maninjau. Termasuk jumlah KJA yang sudah melebihi kapasitas,” ujarnya, Rabu (31/8/2016).
Dia mengatakan ikan-ikan yang mati di Danau Maninjau itu tepatnya berada di Jorong Banda Koto Nagari Koto Malintang.
Menurut data DKP setempat kerugian akibat kematian ikan-ikan tersebut mencapai Rp9,5 miliar dengan asumsi harga ikan di pasaran Rp19.000 per kilogram.
Dia menyebutkan saat kejadian tidak ada angin kencang maupun cuaca buruk, seperti penyebab kematian ikan sebelumnya. Namun, suasana tenang bukan berarti tidak berbahaya, sebab kondisi air danau sudah tercemar dan berwarna kehitaman.
Pada 27 Agustus lalu, sebanyak 10 ton ikan milik pembudidaya di Linggai, Duo Koto, dan Sungai Tampang juga mati akibat angin kencang di kawasan itu.
Angin kencang menyebabkan sirkulasi udara tidak bagus dan menaikan belerang. Akibatnya petani ikan KJA setempat mengalami kerugian sekitar Rp190 juta.
Menghindari kerugian yang lebih besar, Ermanto meminta petani KJA setempat memanen ikan lebih awal, untuk mengurangi kematian dan risiko kerugian.