Bisnis.com, PADANG—Bank Indonesia memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini berada di kisaran 5,6% hingga 6%, mengingat mulai terlihatnya dampak pemulihan ekonomi dan peningkatan konsumsi rumah tangga.
Puji Atmoko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar meyakini laju perekonomian daerah itu bakal membaik, seiring pemulihan ekonomi dan perbaikan harga komoditas unggulan sawit dan karet di pasaran.
“Mulai membaik, kami optimis pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini bisa di kisaran 5,6% hingga 6%,” katanya, Rabu (31/8/2016).
Dia menyebutkan penopang pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini berasal dari konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, perbaikan investasi, serta peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan, industri pengolahan, dan transportasi.
Membuatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi itu juga sejalan dengan perkiraan inflasi yang terkendali di kisaran 4% plus minus 1%, atau meningkat 1,08% dari tahun lalu.
Meski optimistis, Puji meminta pemerintah daerah tetap waspada terhadap ancaman La Nina yang berpotensi menyebabkan gagal panen, serta masih belum optimalnya sistem buffer capacity untuk beberapa komoditas hortikultura.
Adapun, sepanjang kuartal kedua tahun ini ekonomi Sumbar tumbuh cukup moderat dengan pertumbuhan 5,78% (yoy) lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya 5,49%.
Puji menuturkan pertumbuhan ekonomi Sumbar di kuartal II/2016 merupakan yang tertinggi di kawasan Sumatra sejak kuartal penghujung tahun lalu.
Sumber pertumbuhan ekonomi Sumbar ditopang kegiatan konsumsi selama bulan Ramadan dan Lebaran, termasuk periode liburan sekolah.
Selain itu, juga mulai membaiknya pendapatan masyarakat menyusul perbaikan harga komoditas sawit dan karet, serta penyelesaian proses lelang dan mulai beroperasinya sejumlah proyek yang mendorong peningkatan belanja pemerintah.