Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Rokok Diyakini Susutkan Impor Tembakau

Penaikan harga jual rokok diyakini mampu menyusutkan nilai impor tembakau sekaligus menguntungkan petani tembakau lokal dengan harga jual bahan baku yang otomatis meningkat.

Bisnis.com, JAKARTA--Penaikan harga jual rokok diyakini mampu menyusutkan nilai impor tembakau sekaligus menguntungkan petani tembakau lokal dengan harga jual bahan baku yang otomatis meningkat.
 
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi kontroversi yang merebak di masyarakat terkait wacana kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif cukai rokok beberapa waktu terakhir.
 
“40% tembakau masih diimpor. Kalau masyarakat mengurangi rokok yang dikurangi [tembakau] impor dulu. Jadi tidak merugikan petani, justru akan diuntungkan karena harga tembakau [lokal] akan naik,”ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Senin(22/8/2016).
 
Wapres Kalla menjelaskan semua pihak tentu mengetahui efek konsumsi rokok yang sangat berbahaya, terutama bagi generasi muda. Oleh karena itu, lanjutnya, harga jual rokok perlu dinaikkan untuk mengurangi jumlah konsumen usia muda, dan orang-orang yang bisa terbunuh karena merokok.
 
Dalam pemberitaan sebelumnya, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menolak usulan kenaikan harga jual rokok karena dianggap dapat menimbulkan tindakan di luar batas kewajaran hingga mengancam stabilitas keamanan.
 
Ketua APTI Agus Parmudji mengungkapkan wacana tersebut meresahkan masyarakat, terutama pelaku pertembakauan dari hulu hingga hilir. Untuk itu, pemerintah disarankan untuk berpikir lebih arif dan bijaksana terhadap usulan tersebut..
 
Menurut dia jika pemerintah menyetujui usulan kenaikan harga rokok maka sangat mungkin bagi masyarakat yang sebelumnya menjadi perokok aktif beralih ke barang lain yang efeknya jauh lebih berbahaya dibanding rokok.
 
Tidak hanya itu, lanjutnya, negara juga dirugikan karena tidak menutup kemungkinan jika harga rokok mahal maka rokok-rokok ilegal akan bermunculan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper