Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menandatangani kontrak pembangunan sarana dan prasarana Kawasan Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno (GBK) senilai total Rp1,25 triliun yang bersumber dari APBN TA 2016/2017untuk mendukung pelaksanaan Asian Games XVIII pada 2018.
Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono berharap kontraktor pelaksana dapat mengerjakan tanggung jawabnya sesuai target yang dicanangkan. Selain itu, dia mengingatkan dalam mengerjakan pekerjaan fisik kontraktor juga harus mematuhi standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
“Kemarin saya melihat di Kemayoran, ada beberapa penyedia jasa di sana, penerapan SMK3 kurang baik. Kita kerja tidak perlu diawasi, sudah harus dengan sendirinya melaksanakan SMK3. Kalau MRT bisa, kenapa kita tidak bisa,” ujarnya usai menyaksikan penandatanganan kontrak, Senin (15/08).
Basoeki mengungkapkan beberapa penyedia jasa yang terlibat dalam renovasi GBK ini juga merupakan kontraktor untuk proyek MRT Jakarta. Dengan demikian dia berharap standar SMK3 yang akan diterapkan dalam proyek Asian Games ini memiliki kualitas yang sama dengan proyek MRT Jakarta.
Direktur Bina Penataan Bangunan Adjar Prayudi mengatakan untuk persiapan Asian Games XVIII, Ditjen Cipta Karya mengalokasikan anggaran total Rp2,8 triliun, yang terbagi dalam dua tahun anggaran. Secara keseluruhan, dukungan infrastruktur Asian Games bidang Cipta Karya terdiri dari 12 bangunan yang terbagi ke dalam 10 paket konstruuksi yang didampingi oleh 10 paket jasa konsultas dan dua paket perencanaan kawasan.
“Proses pengadaan barang dan jasa sudah dilakukan sejak 28 Februari 2016. Sementara untuk paket pekerjaan yang masih dalam tahap lelang akan dilakukan penandatanganan kontrak pada Desember mendatang,” ujarnya.
Dia memerinci kontrak konstruksi yang diteken terdiri dari empat paket kegiatan fisik konstruksi terintegrasi rancang dan bangun (Design and Build) senilai Rp1,22 triliun dan lima paket kegiatan jasa konsultansi manajemen konstruksi senilai Rp22 miliar.
Adapun kontraktor pelaksana yang memenangkan tender antara lain PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk paket renovasi Stadion Utama GBK senilai Rp769 miliar, PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk paket renovasi stadion renang GBK senilai Rp274 miliar, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama untuk renovasi lapangan hoki, panahan dan sepakbola senilai Rp95 miliar, dan PT Brantas Abipraya (Persero) untuk renovasi Stadion Tenis Indoor dan Outdoor GBK senilai Rp92 miliar.
Di kesempatan yang sama, General Manager Divisi II PT Waskita Karya Tukijo optimistis dapat membangun lebih cepat dari target yang ditetapkan selama 14 bulan. Pada tahun ini, perseroan menargetkan pembangunan fisikdapat mencapai 45% yang meliputi struktur pondasi utama bangunan.
“Tahun ini struktur komplit aquatic kita selesaikan, tinggal lima bulan lagi. Untuk SMK3, kita sudah ada standar yang harus dipatuhi untuk setiap proyek, baik LRT, atau GBK,” ujarnya.
Dia menyatakan PT Waskita Beton Precast akan menyuplai material beton untuk paket pekerjaan yang ditangani WSKT. Meski demikian, dia belum memastikan volume beton yang akan disuplai oleh anak perusahaannya tersebut.
Tukijo menambahkan, perseroan masih mengkaji keikutsertaan dalam lelang paket selanjutnya dengan nilai total Rp1,5 triliun. Menurutnya, WSKT hanya dapat mengikuti lelang paket konstruksi dengan nilai di atas Rp100 miliar, sesuai dengan ketentuan Kementerian PUPR mengenai klasifikasi badan usaha jasa konstruksi besar.
Direktur Pemasaran PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Zali Yahya menyatakan pada dua bulan pertama, perseroan akan fokus menyelesaikan rancangan teknis desain atau Detailed Engineering Design (DED) untuk lapangan hoki, panahan dan sepakbola. Proses konstruksi juga akan dilakukan simultan untuk mengejar target jangka waktu pelaksanaan selama 10 bulan.
“Sebulan-dua bulan pertama kita selesaikan DED, tetapi konstruksi bisa saja fast track. Untuk tahun ini kami proyeksikan pekerjaan fisiknya bisa 45%,” ujarnya.