Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto mengatakan pendidikan Poltek KP Sorong menggunakan sistem vokasi, dengan pendekatan teaching factory, yang menggunakan porsi praktik yang lebih besar daripada teori.
Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan tidak hanya berupa praktisi pekerja, tetapi juga wirausaha.
“Misalnya Menteri Kelautan dan Perikanan Ibu Susi Pudjiastuti. Pengusaha sukses, praktisi di sektor kelautan dan perikanan, hingga membeli pesawat terbang untuk mengangkut ikan. Akhirnya, bisnisnya juga merambah ke bidang penerbangan. Beliau merupakan contoh yang baik untuk ditiru,” ujar Rifky saat mewisuda lulusan Poltek KP Sorong.
BPSDMP KP menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal selain pelatihan dan penyuluhan, terdiri atas sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) setingkat SLTA, tiga Poltek KP dengan jenjang Diploma III, dan satu Sekolah Tinggi Perikanan (STP) di lima kampus dengan jenjang Diploma IV atau setara Strata 1
Namun, jumlah satuan pendidikan itu dirasa masih kurang, mengingat potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat besar serta lautnya yang sangat luas mencapai 2/3 luas wilayahnya.
Rifky mengatakan lulusan Poltek KP tahun ini sekitar 270 orang dari tiga Poltek KP. Jumlah lulusan tersebut dirasa masih sangat kurang sehingga KKP berencana membangun 10 Poltek KP baru sebagaimana arahan Menteri Susi. Tiga dari 10 Poltek KP tersebut siap menerima taruna baru tahun ini. KKP juga tengah mengkaji kemungkinan membuka jenjang Diploma I dan II.
“Tujuannya agar kebutuhan akan SDM di sektor kelautan dan perikanan cepat terpenuhi. Lulusan kita terserap semuanya, baik di lapangan kerja maupun wirausaha, tidak ada yang sempat menganggur. Bahkan permintaan tenaga kerja, termasuk dari luar negeri banyak yang tidak terpenuhi,” ujarnya.
Menurutnya, lulusan yang diserap luar negeri tidak selamanya bekerja di mancanegara. Mereka terikat kontrak selama periode tertentu. Sekembalinya ke Tanah Air, lulusan tersebut didorong untuk berwirausaha mengembangkan sektor kelautan dan perikanan berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan selama bekerja di luar negeri, serta modal uang hasil tabungan gaji mereka di sana.
“Lulusan banyak diserap asing, malah jumlah lulusan kurang banyak hingga indent saking banyaknya permintaan. Selesai kontrak, pulang-pulang lalu bikin usaha, buka tambak, bikin olahan, beli kapal, beli jaring, dan sebagainya,” tambahnya.
