Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng Politeknik Negeri Bandung (Polban) dan Politeknik Negeri Bali (PNB) beserta GIZ dalam kerangka kerjasama internasional untuk melaksanakan pelatihan (TOT) teknis hidro karbon.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Rudolf Rauch dari GIZ, Rachmad Imbang Tritjahjono, MT dari PNB dan Made Mudhina, MT dari Polban serta disaksikan oleh Farida Zed Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE)
Kerjasama ini dilatar belakangi oleh upaya mencapai target pengurangan gas rumah kaca Indonesia dan mengembangkan aksi mitigasi yang layak secara nasional untuk sistem refrigerasi dan pendingin ruangan (Refrigeration and Air Conditioning) di sektor industri dan komersial.
"Komitmen untuk mengadakan pelatihan (TOT) teknis hidrokarbon mulai 2016 sampai April 2018,"kata Direktur Konservasi Energi Farida Zed dalam sambutannya di Gedung Ditjen EBTKE, Selasa, (9/8)
Menurut dia, upaya berkelanjutan pada sistem refrigerasi dan pendingin ruangan (RAC) harus didukung dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman teknis yang sesuai. "Kerjasama pelatihan teknis ini telah mendukung dan mempromosikan pengenalan sistem yang hemat energi dan dioperasikan dengan menggunakan refrigeran alami seperti hidrokarbon," tambah Farida.
Dalam kesepahaman bersama ini, Farida menjelaskan, terdiri dari empat kegiatan utama, yaitu pengembangan aksi mitigasi nasional pada sektor energi, kemudian pengembangan instrumen ekonomi untuk penerapan Green Chiller di industri dan bangunan, lalu penerapan pilot project, terakhir peningkatan kapasitas.
"Peningkatan kemampuan dalam instalasi dan operator ini akan berdampak terciptanya pelatih dan teknisi bersertifikasi yang mampu melakukan instalasi dan operasi alat pendingin yang menggunakan refrigeran hidrokarbon sesuai dengan standar keselamatan yang lebih baik," katanya.
Di sisi lain, lanjut Farida penggunaan refrigeran alami seperti hidrokarbon mempengaruhi tumbuhnya praktek dan produk ramah lingkungan di sektor-sektor lain.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Negeri Bandung Rachmad Imbang Tritjahjono mengatakanpengurangan emisi dan efisiensi merupakan target dari Politeknik Negeri Bandung." Kami mengharuskan bagi setiap pengajar untuk bisa dulu dalam prakteknya sebelum mengajar, teknisi dan operator yang handal harus memiliki standar yang tinggi,"tuturnya.
Direktur Politeknik Negeri Bali Made Mudhina menuturkan berbagai hal dilakukan untuk medukung sektor green tourism. "Misi kami adalah meyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan."
Melalui kerjasama internasional Jerman, 2 unit pendingin hidrokarbon buatan lokal telah dihibahkan kepada Polban dan PNB untuk digunakan sebagai pendukung pelatihan dan alat uji kompetensi.