Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Terintegrasi Butuh 1.000 Hektare

Kawasan industri dengan fasilitas logistik yang terintegrasi memang ideal, apalagi biaya logistik merupakan faktor utama yang membuat daya saing industri di Indonesia buruk.
Kawasan industri/Ilustrasi
Kawasan industri/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Kawasan industri yang terintegrasi hanya bisa dibangun di lahan seluas lebih dari 1.000 hektare. Konsep tersebut sulit berjalan jika pemerintah masih membatasi luas lahan kawasan industri.

Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan konsep kawasan industri dengan fasilitas logistik yang terintegrasi memang ideal, apalagi biaya logistik merupakan faktor utama yang membuat daya saing industri di Indonesia buruk.

“Mungkin saja diterapkan di kawasan industri lain karena kawasan seharusnya memang bisa memberikan efisiensi pada industri di dalamnya,” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/8/2016).

Namun, dia menjelaskan pola pembangunan yang terintegrasi hanya bisa berjalan pada kawasan dengan luas lahan lebih dari 1.000 hektare. Konsep yang tidak bisa diterapkan jika pemerintah membatasi luas lahan pengembangan kawasan industri sebesar 200–400 hektare per perusahaan per provinsi.

“Satu pabrik saja sekarang sudah butuh 100 hektare. Konsep tersebut tidak bisa dibangun jika dibatasi. Pengelola kawasan jadi tidak bisa membangun sarana penunjang,” katanya.

Sanny mengatakan pelaku usaha kawasan industri sudah melaporkan permasalahan tersebut dalam pertemuan Kelompok Kerja Satuan Tugas Percepatan Paket Kebijakan Ekonomi yang membawahi permasalahan lahan.

Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono sebelumnya mengatakan pola pembangunan infrastruktur yang terintegrasi seperti di Java Integrated Industrial and Port Estate berdampak signfikan pada biaya logistik pabrik yang beroperasi di kawasan.

Desain kawasan dengan luas 2.933 hektare dan menghabiskan investasi hingga Rp50 triliun tersebut mencakup pembangunan infrastruktur logistrik berupa pelabuhan, jaringan kereta api, dan jalan tol. 

Pelabuhan Manyar dengan luas 406,1 hektare dan bisa melayani kapal berukuran besar telah beroperasi sejak Januari 2015, sedangkan koneksi kereta api dan jalan tol masih dalam proses perencanaan.

“Beroperasinya JIIPE diharapkan dapat menurunkan biaya logistik hingga 10%—20% dari total biaya produksi karena JIIPE dibangun dengan mengedepankan integrasi infrastruktur,” kata Imam, pekan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper