Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendukung Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), sementara 149 perusahaan sudah mengantongi sertifikat ISPO.
“Sejak awal kami mendukung. Di tengah tekanan, ISPO lahir. Ini langkah berani,” kata Ketua Umum Gapki Joko Supriyono di Jakarta, Rabu (3/8/2016).
“ini regulasi Drive, harus didukung. Termasuk untuk mandatori. Jika tidak mandatori, perusahaan yang sustainable akan sedikit. Semua harus dapat,” tuturnya.
“Jika sudah punya sertifikat ISPO, jangan lenggang. Jangan merasa aman. Ini hanya salah satu dari instrumen perdagangan internasional,” paparnya.
Joko mengakui meski sudah ada ISPO, hambatan dagang pasti masih akan ada. “Tapi, dengan sertifikat ini, kita bisa negosiasi. Kita punya modal untuk nego. Tapi, ini bukan dewa penyalamat.”
Menurut dia, negara lain akan terus berusaha menghambat masuk sawit dari Indonesia. “Sertifikat inilah dapat menjadi alat menangkis hambatan.
Komisi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sudah memberikan sertifikat ISPO kepada 149 perusahaan perkebunan kelapa sawit. Target tahun ini 200 perusahaan. Saat ini ada sekitar 800 perusahaan sawit yang mendaftar ke Komisi ISPO.
Beberapa perusahaan itu a.l. PT Musim Mas, PT Ivomas Tunggal, PT Hindoli, PT Perkebunan Nusantara V, PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk., PT SMART, Tbk., PT Sampoerna Agro. PT Astra Agro Lestari, PT.Perkebunan Nusantara V, PT Bakrie Pasaman Plantations.
ISPO adalah suatu kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan ikut berpartisipasi dalam rangka memenuhi komitmen Presiden Republik Indonesia untuk mengurangi gas rumah kaca serta memberi perhatian terhadap masalah lingkungan.
“Hari ini 35 perusahaan dapat pengakuan dari komisi ISPO sesuai laporan auditnya. Tahun ini kita harapkan 200," kata Ketua Komisi ISPO, Herdrajat Natawidjaja, dalam diskusi di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Herdrajat menambahkan, sertifikasi ISPO diperlukan agar perkebunan sawit di Indonesia berkelanjutan, tidak merusak lingkungan sekitar. Itulah sebabnya pemerintah mewajibkan semua perusahaan perkebunan sawit mengantongi sertifikat ISPO.
"ISPO ini komitmen kita pada dunia internasional, bahwa kita membangun industri dengan peduli lingkungan, sosial, dan ekonomi. Bagaimana industri ini bisa keluar dari permasalahan yang dipersoalkan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Melalui standar ini industri mereka memenuhi standar lingkungan," paparnya.