Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Kilang Mini di Sumatra Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan dua kilang mini di Sumatra ditargetkan rampung pembangunannya pada tahun ini.
Kilang minyak/Ilustrasi-Bisnis.com
Kilang minyak/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan dua kilang mini di Sumatra ditargetkan rampung pembangunannya pada tahun ini.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Setyorini Tri Hutami mengatakan saat ini terdapat dua kilang mini yang masih dalam tahap pembangunan.

Adapun, kedua kilang mini tersebut berada di Sumatra yang ditargetkan rampung proses pembangunannya pada tahun ini. Kendati demikian, pihaknya belum melakukan pengecekan terkait dengan kondisi terkini kilang terebut.

Kedua kilang mini tersebut dibangun oleh PT Indo Prima dan PT DEX Indonesia yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Sumatra Selatan.

"Targetnya pada tahun ini (selesai masa pembangunannya) tapi aku belum cek ke sana," ujarnya seusai menghadiri Rapat Pimpinan di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Adapun, kapasitas kilang tersebut sekitar 3.000 barel. Menurutnya, belum banyak perusahaan yang tertarik untuk membangun kilang mini berkenaan dengan keekonomiannya.

Dengan demikian, pihaknya akan bekerja sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mengusulkan klaster untuk memanfaatkan pasokan dari lapangan minyak marjinal agar bisa dioptimalkan.

Barulah kemudian Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang menetapkan klaster yang cocok untuk dikembangkan kilang mini.

Ketentuan lebih lanjut akan diatur dalam sebuah beleid khusus berupa peraturan menteri (Permen). Permen mengatur komponen pembentuk harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) khusus kilang mini.

Pemerintah akan menetapkan ICP untuk setiap lapangan berdasarkan keekonomian. Pastinya, harga ini akan lebih rendah bila dibandingkan dengan pengambilan di FSO.

Selama ini, KKKS harus mengeluarkan biaya untuk menyalurkan produk ke FSO. Kilang ini, bisa membantu KKKS menjual produknya tanpa harus khawatir dengan biaya transportasi produk ke FSO. Sebagai contoh untuk mendapat harga US$30 per barel, KKKS harus mengambil peluang dengan mengeluarkan biaya transportasi sebesar US$10.

Permen, nantinya mengatur tak saja harga tapi juga alokasi dan bagaimana mendapatkan izin sehingga pelaku usaha lebih mudah mendapat kepastian.

Kilang lain yang nantinya akan dikembangkan yakni Cluster I Sumatera Utara (Rantau dan Pangkalan Susu), Cluster II Selat Panjang Maluku (EMP Malacca Strait dan Petroselat), Cluster III Riau (Tonga, Siak, Pendalian, Langgak, West Area dan Kisaran).

Selain itu, Cluster IV Jambi (Palmerah, Mengoepeh, Lemang dan Karang Agung), Cluster V Sumatera Selatan (Merangin II dan Ariodamar), Cluster VI Kalimantan Selatan (Tanjung), Cluster VII Kalimantan Utara (Bunyu, Sembakung, Memburungan dan Pamusian Juwata) dan Cluster VIII Maluku (Oseil dan Bula).

"Nanti kalau SKK akan mengusulkan klasternya, Pak Dirjen menetapkan klasternya."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper