Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gapkindo : Agribisnis Karet Belum Pulih

Sektor perkebunan karet hingga kini belum pulih meskipun pemerintah sudah mengurangi ekspor untuk mendongkrak harga di pasaran internasional,
Pekerja tengah menyadap karet./JIBI-Sunaryo Haryobayu
Pekerja tengah menyadap karet./JIBI-Sunaryo Haryobayu

Bisnis.com, PALEMBANG---Sektor perkebunan karet hingga kini belum pulih meskipun pemerintah sudah mengurangi ekspor untuk mendongkrak harga di pasaran internasional, kata Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Provinsi Sumatera Selatan Alex K Eddy.

"Saat ini harga ditingkat petani masih jatuh berkisar Rp6.000 per kg untuk masa pengeringan satu bulan. Jelas ini belum pulih karena setidaknya harga di kisaran Rp14.000 baru bisa dikatakan petani itu kembali modalnya," kata Alex seperti dikutip Antara.

Untuk itu, Gapkindo Sumsel meminta pemerintah juga melakukan percepatan yakni dengan turut penyerapan karet petani untuk pembangunan sejumlah infrastruktur.

"Saat pemerintah mengumumkan akan menyerap karet dalam negeri untuk dijadikan campuran aspal dan pembangunan infrastruktur lainnya, serta menahan ekspor 20 persen, harga langsung terdongkrak naik. Namun, karena tak kunjung realisasi membuat harga kembali turun," kata Alex.

Ia mengemukakan pada Maret 2016, harga karet sempat menyentuh 1,5 dolar AS per kilogram, namun sejak sepekan terakhir sudah terus menurun dan terakhir berada dikisaran 1,3 dolar per kg hingga kini.

Menurutnya, pemerintah harus bereaksi cepat atas keadaan ini, karena jika tidak antisipasi maka harga karet akan kembali berada di titik terendah, yakni sekitar Rp4.000-Rp5.000/kg di tingkat petani.

"Reaksinya, bisa segera merealisasikan serapan dalam negeri, dan memantau keseriusan negara-negara penghasil karet lainnya yakni Thailand dan Malaysia yang sudah berkomitmen mengurangi ekspor, bisa jadi ada yang belum benar-benar serius," kata dia.

Menurutnya, keseriusan dari tiga negara penghasil karet terbanyak di dunia ini termasuk Indonesia untuk mengurangi pasokan ke pasa internasional harus terus dikawal mengingat cara ini diperkirakan yang paling ampuh untuk menyelamatkan petani karet.

"Gapkindo sangat prihatin dengan kondisi petani. Saat harga naik Maret lalu, mereka sudah semangat lagi dan mulai bangkit menata kehidupannya, kini harus sedih lagi," kata dia.

Anwar (55), petani karet di Kecamatan Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir mengatakan harga untuk getah dengan kadar kering 75 persen saat ini berada di kisaran Rp6.300 per kg setelah sempat Rp6.700 per kg pada akhir pekan lalu.

"Harga mulai turun lagi, padahal pada bulan Maret hingga awal Mei masih Rp7.300 per kg," kata Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper